Jumat, 09 November 2012

Gangguan Mata Lain


Gangguan Mata Lain    
42. Katarak 
43. Glaukoma 
44. Kelainan Refraktif 
45. Cedera Pada Mata 
46. Uveitis (Radang Uvea) 
47. Melanoma Koroid 
48. Cedera Bola Mata 
49. Iritis Trauma dan Iritis Kimia 



Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.

PENYEBAB
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui.

Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.

Katarak bisa disebabkan oleh:
# Cedera mata
# Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
# Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).

Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian).
Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.
Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi:

   1. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
   2. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
   3. Katarak hipermatur : ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.

Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun.
Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.
Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:
- kadar kalsium darah yang rendah
- diabetes
- pemakaian kortikosteroid jangka panjang
- berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik.
- faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).

GEJALA

Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan.
Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak.

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
Gangguan penglihatan bisa berupa:
- kesulitan melihat pada malam hari
- melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
- penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).

Gejala lainnya adalah:
- sering berganti kaca mata
- penglihatan ganda pada salah satu mata.

Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa menimbulkan rasa nyeri.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
# Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
# USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

PENGOBATAN

Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan.
Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari-hari.
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.

   1. Pengangkatan lensa
      Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
      - Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
      Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
      - Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

   2. Penggantian lensa
      Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.
      Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.


Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.
Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.

PENCEGAHAN

Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.

Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.

Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.
 
 

Glaukoma

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Terdapat 4 jenis glaukoma:
# Glaukoma Sudut Terbuka
# Glaukoma Sudut Tertutup
# Glaukoma Kongenitalis
# Glaukoma Sekunder.

Keempat jenis glaukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.




PENYEBAB

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.
Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran.
Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.

Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.

Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.


GEJALA

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.
Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.

Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan.

Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia.
Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.

Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala.
Lama-lama timbul gejala berupa:
- penyempitan lapang pandang tepi
- sakit kepala ringan
- gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).

Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).

Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.



GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris.

Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris.
Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.

Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.
Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.

Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
- penurunan fungsi penglihatan yang ringan
- terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut.

Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut.
Penderita juga mengalami mual dan muntah.
Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.
Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.

Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang.
Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.



GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:
# Infeksi
# Peradangan
# Tumor
# Katarak yang meluas
# Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.

Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.
Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata.
Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.


GLAUKOMA KONGENITALIS

Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus.
Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.

DIAGNOSA

Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:
# Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glaukoma
# Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan tonometri.
Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan.
Kadang glaukoma terjadi pada tekanan yang normal.
# Pengukuran lapang pandang
# Ketajaman penglihatan
# Tes refraksi
# Respon refleks pupil
# Pemeriksan slit lamp
# Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus.

PENGOBATAN

Glaukoma sudut terbuka

Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.

Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

Glaukoma sudut tertutup

Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.
Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).

Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.

Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).

Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen.
Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.

Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

Glaukoma sekunder

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

Glaukoma kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

PENCEGAHAN

Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka.
Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.

Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut. 
 
 

Kelainan Refraktif

Dalam keadaan normal, mata menghasilkan gambaran yang jelas karena cahaya yang masuk dibiaskan oleh kornea dan lensa, sehingga terfokus ke retina. Retina mengirimkan gambaran yang terbentuk ke otak melalui saraf optikus.
Bentuk kornea tetap, tetapi bentuk lensa berubah agar terfokus pada objek yang memiliki jarak yang berlainan dari mata.

Pada kelainan refraktif, cahaya tidak dibiaskan sebagaimana mestinya sehingga gambaran yang terbentuk terlihat kabur.

GEJALA

Jenis-jenis kelainan refraktif:

   1. Miopia

Mata miopik lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus di depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak jauh terlihat kabur.

Pada miopia, objek pada jarak jauh terlihat kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus di depan retina bukan tepat pada retina.

Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun.

Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.

Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut miopia tinggi.

Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas, maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan.
     
   2. Hiperopia

Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek jarak dekat (misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas pada retina.

Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur.

Hiperopia juga diturunkan.
Bayi dan anak-anak cenderung mengalami hiperopia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya mata, hiperopia semakin berkurang.

   3. Astigmata

Kornea merupakan jendela mata. Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola basket.
Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk oval.

Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat maupun jarak jauh.
Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus.
Astigmata bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun hiperopia.

   4. Presbiopia

Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya bisa berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh.

Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.

Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan presbiopia.
Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hiperopia maupun astigmata.

Jika lensa telah diangkat karena katarak tetapi belum diganti dengan lensa implan, pada jarak berapapun benda terlihat kabur; keadaan dimana tidak ada lensa disebut afakia.

DIAGNOSA

Jenis-jenis kelainan refraktif:

   1. Miopia

Mata miopik lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus di depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak jauh terlihat kabur.

Pada miopia, objek pada jarak jauh terlihat kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus di depan retina bukan tepat pada retina.

Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun.

Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.

Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut miopia tinggi.

Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas, maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan.



   2. Hiperopia
    
Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek jarak dekat (misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas pada retina.
Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur.

Hiperopia juga diturunkan.
Bayi dan anak-anak cenderung mengalami hiperopia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya mata, hiperopia semakin berkurang.

   3. Astigmata

Kornea merupakan jendela mata. Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola basket.
Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk oval.

Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat maupun jarak jauh.

Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus.

Astigmata bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun hiperopia.

   4. Presbiopia

Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya bisa berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh.

Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.
Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan presbiopia.
Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hiperopia maupun astigmata.

Jika lensa telah diangkat karena katarak tetapi belum diganti dengan lensa implan, pada jarak berapapun benda terlihat kabur; keadaan dimana tidak ada lensa disebut afakia.

PENGOBATAN

Kacamata & Lensa Kontak

Kacamata dan lensa kontak memperbaiki kelainan refraktif dengan cara menambah atau mengurangi kekuatan fokus pada kornea dan lensa.
Kekuatan yang diperlukan untuk memfokuskan gambaran secara langsung ke retina diukur dalam dioptri. Pengukuran ini juga dikenal sebagai resep kacamata.

Pada miopia, kornea dan lensa terlalu banyak memiliki kekuatan fokus, sehingga cahaya yang dibiaskan bertemu pada suatu titik di depan retina.
Kacamata dan lensa kontak mengatasi keadaan ini dengan cara mengurangi kekuatan fokus mata yang alami dan memungkinkan cahaya terfokus pada retina.
Untuk miopia, resepnya adalah negatif, misalnya -4,25 dioptri.

Pada hiperopia, kacamata dan lensa kontak menambah kekuatan fokus, sehingga kebika memasuki mata, cahaya lebih banyak dibiaskan. Proses ini memindahkan titik fokus ke retina sehingga pandangan menjadi jelas.
Untuk hiperopia, resepnya adalah positif, misalnya +4,25 dioptri.

Pada astigmata, bentuk lensa pada kacamata menggantikan lengkung kornea yang ganjil dan memfokuskan cahaya pada suatu titik di retina.

Kacamata

Cara yang mudah untuk memperbaiki kelainan refraktif adalah dengan menggunakan kacamata.
Lensa plastik untuk kacamata lebih ringan tetapi cenderung meregang, sedangkan lensa kaca lebih tahan lama tetapi mudah pecah.

Kedua jenis lensa tersebut bisa diberi warna atau diberi bahan kimia yang secara otomatis menggelapkan lensa jika penderita berada di bawah sinar.
Lensa juga bisa dilapisi untuk mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang sampai ke mata.

Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia.
Kacamata ini memiliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang di bawah dan untuk melihat jarak jauh di pasang di atas.
Jika penglihatan jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca yang dijual bebas.
Tidak ada latihan atau obat-obatan yang bisa memperbaiki persbiopia.

Lensa kontak

Banyak yang mengira bahwa dengan menggunakan lensa kontak maka penglihatan menjadi lebih alami.
Lensa kontak memerlukan perawatan yang lebih teliti, bisa merusak mata dan pada orang-orang tertentu tidak dapat memperbaiki penglihatan sebaik kacamata..
Lanjut usia dan penderita artritis mungkin akan mengalami kesulitan dalam merawat dan memasang lensa kontak.

Macam-macam lensa kontak:
  • Lensa kontak yang kaku (keras) adalah lempengan tipis yang tebuat dari plastik keras
  • Lensa yang dapat ditembus gas terbuat dari silikon dan bahan lainnya, lensa ini kaku tetapi memungkinkan penghantaran oksigen yang lebih baik ke kornea
  • Lensa kontak hidrofilik yang lunak terbuta dari plastik lentur yang lebih lebar dan menutupi seluruh kornea
  • Lensa non-hidrofilik yang paling lunak terbuat dari silikon.

Lanjut usia biasanya lebih menyukai lensa yang lunak karena perawatannya lebih mudah dan ukurannya lebih besar.

Lensa ini juga tidak mudah lepas atau debu atau kotoran lainnya tidak mudah masuk ke bawahnya. Selain itu lensa kontak yang lunak memberikan kenyamanan ketika pertama kali dipakai, meskipun memerlukan perawatan yang cermat.

Kebanyakan lensa kontak harus dilepas dan dibersihkan setiap hari.
Atau bisa digunakan lensa sekali pakai, ada yang diganti setiap 1-2 minggu sekali atau ada juga yang diganti setiap hari. Lensa sekali pakai tidak perlu dibersihkan dan disimpan karena setiap kali diganti dengan yang baru.

Setiap jenis lensa kontak memiliki resiko yaitu komplikasi yang serius, termasuk ulserasi kornea akibat infeksi yang bisa menyebabkan kebutaan.
Resiko ini bisa dikurangi dengan mengikuti aturan pemakaian dari pembuat lensa kontak dan petunjuk dari dokter mata.
Jika timbul rasa tidak nyaman, air mata yang berlebihan, perubahan penglihatan atau mata menjadi merah, sebaiknya lensa segera dilepas dan periksakan mata ke dokter mata.

Cara membaca resep kacamata

Contoh 1.


Sferis
Silindris
Axis
OD
+2,50
+1,00
180
OS
+1,75
+1,50
180

Resep diatas dibaca sebagai berikut:
Mata kanan positif 2,50; positif 1,00; axis 180. Mata kiri positif 1,75; positif 1,5; axis 180.

Kolum sferis menunjukkan miopia atau hiperopia. Kolum silindris menunjukkan astigmata. Kolum axis menunjukkan orientasi dalam derajat dari bidang horisontal.
Angka silindris menunjukkan perbedaan dioptri antara lengkung kornea terrendah dan lengkung kornea tercuram.

Kekuatan lensa diukur dalam satuan dioptri, yang berdasarkan kepada banyaknya cahaya yang akan dibiaskan melalui lensa.
Jika kekuatan lensa meningkat, maka ketebalan lensapun bertambah.

Terdapat 3 jenis lensa:
# Lensa Cembung (konveks)
Lensa ini bagian tengahnya lebih tebal, sedangkan ujungnya lebih tipis.
Cahaya dibiaskan ke 1 titik.
Lensa cembung digunakan pada kacamata untuk hiperopia dan pada resep diberi tanda positif (+).
# Lensa Cekung (konkaf)
Lensa ini memiliki bagian tengah yang lebih tipis dan cahaya dibiaskan secara tersebar.
Lensa ini digunakan untuk mengkoreksi kelainan miopia dan memiliki tanda negatif (-).
# Lensa Silindris
Lensa ini salah satu sisinya lebih melengkung dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Lensa silindris digunakan untuk memperbaiki astigmata.

Contoh 2.
 

Sferis
Silindris
Axis
OD (mata kanan)
-1,25
-2,50
90
OS (mata kiri)
-0,75
-2,25
90


+1,50 add


Resep ini dibaca sebagai berikut:
Mata kanan minus 1,25; minus 2,5; axis 90. Mata kiri minus 0,75; minus 2,25; axis 90.
Artinya mata kanan menderita miop sebesar 1 derajat dioptri, astigmata sebesar 2 derajat dioptri dengan orientasi silindris 90 derajat. Mata kiri menderita miop sebesar ? dioptri, astigmata sebesar 2 derajat dioptri dengan orientasi silindris 90 derajat. Diperlukan kacamata bifokus dengan kekuatan lensa sebesar +1derajat untuk membantu membaca.


Pembedahan & Terapi Laser

Pembedahan dan terapi laser bisa digunakan untuk memperbaiki miopia, hiperopia dan astigmata.
Tetapi prosedur tersebut biasanya tidak mampu memperbaiki penglihatan sebaik kacamata dan lensa kontak.
Sebelum menjalani prosedur tersebut, sebaiknya penderita mendiskusikannya dengan seorang ahli mata dan mempertimbangkan keuntungan serta kerugiannya.

Pembedahan refraktif biasanya dijalani oleh penderita yang penglihatannya tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak dan penderita yang tidak dapat menggunakan kacamata atau lensa kontak.

   1. Keratotomi Radial & Keratotomi Astigmatik

Keratotomi adalah suatu prosedur pembedahan yang digunakan untuk mengatasi miopia dan astigmata.
Pada keratotomi radial (KR), dibuat sayatan radial (jari-jari roda) pada kornea, biasanya sebanyak 4-8 sayatan.

Keratotomi astigmatik (KA) digunakan untuk memperbaiki astigmata alami dan astigmata setelah pembedahan katarak atau pencangkokan kornea. Pada keratotomi astigmatik dibuat sayatan melengkung.

Karena kornea hanya memiliki ketebalan 0,5 mm, maka kedalaman sayatan harus ditentukan secara tepat.
Lokasi sayatan ditentukan setelah dilakukan analisa terhadap bentuk kornea dan ketajaman penglihatan penderita.

Pembedahan bertujuan mendatarkan kornea, sehingga kornea bisa lebih memfokuskan cahaya yang masuk ke retina.
Dengan pembedahan ini penglihatan penderita menjadi lebih baik dan sekitar 90% penderita yang menjalani pembedahan bisa mengemudi tanpa bantuan kacamata maupun lensa kontak.

Efek samping:
  • penglihatan berubah-ubah (kadang jelas, kadang kabur), terutama pada beberapa bulan pertama setelah pembedahan
  • kornea menjadi lemah, lebih mudah robek jika terpukul secara langsung
  • infeksi
  • kesulitan dalam memasang lensa kontak
  • silau jika melihat cahaya
  •  nyeri yang bersifat sementara.
Komplikasi:
  • katarak
  • nyeri yang bersifat menetap
  • infeksi serius
  •  robekan akibat sayatan
  • hilangnya penglihatan.

   2. Keratektomi Fotorefraktif
Prosedur pembedahan laser ini bertujuan untuk kembali membentuk kornea.
Digunakan sinar berfokus tinggi untuk membuang sebagian kecil kornea sehingga bentuknya berubah.
Dengan merubah bentuk kornea, maka cahaya akan lebih terfokus ke retina dan penglihatan menjadi lebih baik.

Masa penyembuhan dari terapi laser ini lebih lama dan lebih terasa nyeri dibandingkan dengan pembedahan refraktif.

   3. Laser In Situ Keratomileusis (LASIK)

LASIK tidak terlalu sakit dan penyembuhan penglihatannya lebih baik dibandingkan dengan keratektomi fotorefraktif.
 
 

Uveitis (Radang Uvea)

Uveitis adalah peradangan pada uvea.

Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:

   1. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam
   2. Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata bisa fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus pada objek jauh
   3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.



Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan.
Peradangan yang terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.

PENYEBAB
Penyebab uveitis:
# Spondilitis ankilosis
# Sindroma Reiter
# Artritis rematoid juvenil
# Pars planitis
# Toksoplasmosis
# Infeksi sitomegalovirus
# Nekrosis retinal akut
# Toksokariasis
# Histoplasmosis
# Tuberkulosis
# Sifilis
# Sindroma Behcet
# Oftalmia simpatetik
# Sindroma Vogt-Konayagi-Harada
# Sarkoidosis
# Sarkoma atau limfoma.
Apapun penyebabnya, uveitis bisa dengan segera menyebabkn kerusakan mata dan menimbulkan komplikasi jangka panjang seperti glaukoma, katarak dan ablasio retina.

GEJALA
Gejala awal pada uveitis mungkin tidak terlalu berat.
Penglihatan menjadi kabur atau penderita melihat bintik-bintik hitam yang melayang-layang.

Pada iritis biasanya timbul nyeri hebat, kemerahan pada sklera (bagian putih mata) dan fotofobia (peka terhadap cahaya).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Pada ujung iris tampak penojolan pembuluh darah, perubahan yang ringan pada kornea serta kekeruhan pada cairan yang mengisi mata (humor vitreus).

PENGOBATAN
Pengobatan harus segera diberikan untuk mencegah kerusakan menetap.
Hampir selalu diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil.
Obat lainnya diberikan untuk mengatasi penyebabnya (misalnya anti-infeksi diberikan untuk membasmi bakteri atau parasit).
 
 

Melanoma Koroid

Melanoma Koroid adalah tumor pada lapisan koroid mata.
Melanoma maligna pada koroid merupakan kanker mata yang paling sering ditemukan.

PENYEBAB
Melanoma merupakan jenis kanker yang sangat agresif dan bisa cepat menyebar.
Melanoma bisa disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang berlebihan.

Yang paling sering terkena adalah orang-orang yang berkulit terang dan bermata biru.
Mata bisa merupakan organ tumor yang utama atau mungkin juga kanker berasal dari organ tubuh lainnya.

GEJALA
Pada stadium awal, melanoma biasanya tidak menyebabkan gangguan penglihatan, tetapi pada akhirnya tumor bisa menyebabkan ablasio retina dan gangguan penglihatan.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
- mata merah dan nyeri
- luka kecil pada iris atau konjungtiva
- perubahan warna iris
- gangguan penglihatan pada salah satu mata
- mata menonjol.
Atau mungkin juga tidak ada gejala sama sekali.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala atau hasil pemeriksaan mata dengan menggunakan oftalmoskop.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
- USG mata
- CT scan tulang tengkorak
- MRI kepala.

PENGOBATAN
Jika berukuran kecil, tumor bisa diatasi dengan laser atau terapi penyinaran.

Jika tumor berukuran besar, mata harus diangkat. Jika mata tidak diangkat, tumor bisa menyebar ke rongga mata (orbita) dan ke organ lainnya (melalui pembuluh darah), menyebabkan kematian.

Jika tumor telah menyebar, dilakukan kemoterapi.

PENCEGAHAN
Untuk mengurangi pemaparan sinar matahari, hendaknya gunakan kaca mata hitam jika berada di luar rumah/ruangan.
 
 

Cedera Bola Mata

Kebanyakan luka (pencabikan) di sekitar mata lebih mengenai kelopak mata dibandingkan bola mata. Luka yang mengenai bola mata, kebanyakan dangkal dan kecil. Meskipun begitu, beberapa luka yang melewati putih mata (sklera) atau kubah transparan pada permukaan mata (kornea), menembus interior mata. Beberapa luka dianggap bola mata yang pecah (globe). Globe bisa juga pecah oleh pukulan keras. Beberapa pencabikan bisa benar-benar merusak struktur yang diperlukan untuk penglihatan. Mereka juga cenderung mengalami infeksi di dalam mata (endophthalmitis).

GEJALA

Kebanyakan orang dengan globe pecah hampir tidak bisa melihat. Mata seringkali benar-benar menyimpang dan pupil kemungkinan tajam seperti tetesan air mata. Kadangkala cairan keluar dari mata.

DIAGNOSA

Evaluasi dengan segera oleh seorang ahli mata (dokter medis yang spesialisasinya pada gangguan mata) diperlukan.

Operasi perbaikan seringkali diperlukan, kecuali untuk beberapa luka yang hanya mempengaruhi selaput lendir tipis yang melindungi kornea (conjunctiva). Bahkan sebelum operasi, antibiotik diberikan untuk mengurangi kemungkinan infeksi di dalam mata. Infus antibiotik diberikan. Salep harus dihindari. Perisai pelindung (baik produk komersil atau bagian bawah mangkuk kertas) dibalutkan sepanjang mata untuk menghindari tekanan yang tidak disengaja yang bisa menekan isi mata melalui pencgurangi luka dan kepekaan terhadap sinar yang seringkali terjadi setelah luka. Obat-obatan untuk nyeri diberikan secaabikan. Jika diperlukan, muntah bisa dikendalikan dengan obat-obatan yang mengobati mual. Tetes mata diberikan untuk membesarkan pupil, yang bisa membantu mencegah jaringan luka parut yang terbentuk pada bagian berwarna mata (iris) dan bisa menra infus atau, jika operasi perbaikan tidak diperlukan, diberikan melalui mulut.

PENGOBATAN

Bahkan setelah semua kemungkinan pengobatan medis dan operasi, luka serius bisa menyebabkan kehilangan penglihatan sebagian atau seluruh. Sangat jarang, setelah pencabikan bola mata (atau operasi mata), mata yang tidak terluka menjadi meradang (sympathetic ophtalmia), yang bisa mengakibatkan hilangnya sebagian penglihatan atau bahkan kebutaan jika dibiarkan tidak diobati. Seringkali, kortikosteroid tetes, pil, dan suntikan bisa mencegah reaksi ini dengan efektif. Dokter seringkali mengangkat mata rusak yang tidak dapat diubah untuk mencegah sympathetic ophthalmia. 
 
 

Iritis Trauma dan Iritis Kimia

Iritis (juga dikenal sebagai iridocyclitis atau uveitis) adalah peradangan pada lapisan dalam mata berpigmen (uvea), iris, atau keduanya.

Iritis bisa terjadi setelah trauma benda tumpul pada mata atau terbakar bahan kimia, biasanya dalam 3 hari. Meskipun begitu, iritis bisa juga terjadi tanpa luka.

Gejala bisa termasuk sobekan, mata merah, dan sakit sekali pada mata. Biasanya orang mengalami beberapa penglihatan buram atau rasa sakit ketika terkena sinar yang terang (photophobia).

DIAGNOSA

Dokter mendasari diagnosa pada riwayat orang tersebut, gejala-gejala, dan hasil pemeriksaan lampu slit.

PENGOBATAN

Iritis diobati dengan meneteskan ke dalam mata obat yang memperbesar pupil. Obat tersebut menenangkan otot pada bagian berwarna mata (iris), yang kejang terasa sakit sekali. Obat-obatan ini disebut cycloplegics dan termasuk cyclopentolate dan homatropine. Kortikosteroid tetes mata biasanya cukup untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi bila diperlukan, orang tersebut bisa juga menggunakan acetaminophen.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar