Jumat, 09 November 2012

Mata dan Penglihatan


Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan.
Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.


STRUKTUR & FUNGSI

Mata memiliki struktur sebagai berikut:
# Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
# Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
# Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
# Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
# Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
# Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
# Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
# Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
# Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.
# Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.
Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit.
Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.

Lensa terdapat di belakang iris.
Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.
Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.

Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah.
Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.

Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan).
Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
# Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
# Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus.
Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.

Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
# Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris
# Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.
Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.
Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
# Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
# Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
# Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.


STRUKTUR PELINDUNG

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah.
Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.

# Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

# Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

# Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.

# Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.


KEBUTAAN

Cedera dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan.
Kejernihan penglihatan disebut ketajaman visuil, yang berkisar dari penglihatan penuh sampai ke tanpa penglihatan.
Jika ketajaman menurun, maka penglihatan menjadi kabur.

Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh.
Visuil 20/20 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan ketajaman penuh; sedangkan visuil 20/200 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki, yang oleh orang dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat pada jarak 200 kaki.

Secara teoritis, kebutaan terjadi jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 20/200 meskipun telah dibantu dengan kaca mata maupun lensa kontak.

Penyebab kebutaan

Kebutaan bisa terjadi karena berbagai alasan:
- cahaya tidak dapat mencapai retina
- cahaya tidak terfokus sebagaimana mestinya pada retina
- retina tidak dapat merasakan cahaya secara normal
- kelainan penghantaran gelombang saraf dari retina ke otak
- otak tidak dapat menterjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan:
# Katarak
# Kelainan refraksi
# Ablasio retina
# Retinitis pigmentosa
# Diabetes
# Degenerasi makuler
# Sklerosis multipel
# Tumor kelenjar hipofisa
# Glaukoma
# Kelainan pada daerah otak yang mengolah gelombang visuil akibat stroke, tumor atauurnToOldEditor=fals penyakit lainnya.

Pemeriksaan Medis Mata


2. Sinar-X Pada Rongga Mata
3. Angiografi Mata

Sinar-X Pada Rongga Mata

Rongga mata adalah rongga yang merupakan rumah dari mata dan kelenjar air mata beserta pembuluh darah, saraf, otot dan lemak. Karena bagian rongga mata yang berupa tulang yang tipis mudah patah, maka pada umumnya setelah terjadi trauma muka dilakukan penyinaran sinar-X pada daerah tersebut. Ini juga berguna untuk mendiagnosa adana penyakit pada mata dan rongga mata.

Teknik sinar-X khusus dapat menampakan adanya benda asing pada rongga mata atau mata yang tidak dapat dilihat. Pada beberapa kasus, sinar-X digunakan bersama scanning tomografi terkomputerisasi (CAT scan) dan pemeriksaan ultrasonografi untuk menggambarkan keabnormalan lebih baik.

Mengapa tes sinar-X pada rongga mata dilakukan?

Sinar-X pada rongga mata mungkin dilakukan karena beberapa alasan berikut ini :

   1. Untuk membantu mendeteksi patah tulang dan penyakit pada rongga mata.
   2. Untuk membantu melihat letak benda asing pada mata.

Apa yang harus Anda ketahui sebelum tes sinar-X pada rongga mata?


Anda akan mempelajari tes sinar-X pada rongga mata, termasuk siapa yang akan melakukannya, di mana akan dilakukan, dan berapa lam,a dilakukannya (sekitar 15 menit). Tes sinar-X pada rongga mata tidak menyakitkan kecuali Ada menderita trauma muka, di mana pad awaktu memposisikan kepala Anda akan terasa nyeri. Anda diberitahu untuk memutar kepala Anda dari samping ke semaping lainnya dan menekuk atau menengadahkan leher Anda.

Apa yang terjadi selama tes sinar-X pada rongga mata?

   1. Anda dibaringkan pada meja sinar-X atau duduk di kursi. Selama penyinaran, Anda tidak boleh bergerak.
   2. Biasanya, sinar-X serial diambil dari berbagai sudut. Hasil sinar-X harus diproses dan diperiksa sebelum Anda meninggalkan tempat pemeriksaan.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal?

Rongga mata mempunyai atap dan dinding. Tulang pada atap dan dasar rongga mata sangat tipis. Pada kenyataannya ketebalan tulang atap rongga mata bisa kurang dari 1 milimeter. Dinding rongga mata lebih tebal. Hasil penyinaran harus menunjukkan tidak ada patah pada tulang-tulang rongga mata atau problem lain.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang tidak normal?


Pada tulang karena trauma muka biasanya terjadi pada struktur yang tipis pada dasar rongga dan tulang ethmoidalis. Pada umumnya, pembesaran rongga mengindifikasikan adanya problem seperti adanya pertumbuhan tumor. Dekstruksi pada dinding rongga menunjukkan indikasi adanya tumor ganas atau infeksi. Tumor jinak atau kista memberikan gambaran lekukan patahan halus pada dinding rongga. 
 
 

Angiografi Mata

Tes yang oleh dokter disebut angiografi fluorescein ini, digunakan kamera khusus yang mengambil foto mata secara berurutan dengan cepat. Pengambilan foto dilakukan setelah injeksi cairan khusus yang dinamakan fluorescein sodium pada vena di lengan. Adanya cairan kontras akan memungkinkan dokter melihat gambaran pembuluh darah di dalam mata.

Mengapa tes angiografi mata dilakukan?

Angiografi mata mungkin dilakukan untuk membantu menemukan problem pada retina, tumor dan gangguan sirkulasi atau inflamasi.

Apa yang harus Anda ketahui sebelum tes angiografi mata?

   1. Anda akan diberitahu tentang tes angiografi mata, termasuk siapa yang akan melakukan, di mana dilakukannya, dan biasanya berlangsung selama 30 menit.
   2. Katakan pada dokter jika Anda menderita glaucoma atau pernah mengalami reaksi yang buruk terhadap tetes mata pelebar pupil. Selama tes angiografi mata, akan diberikan tetes mata utnuk melebarkan pupil mata dan cairan kontras akan diinjeksikan pada lengan Anda. Mata Anda akan difoto dengan kamera khusus sebelum dan sesudah penginjeksian.
   3. Anda akan menandatangani surat yang menunjukkan persetujuan Anda untuk dilakukan tes angiografi mata. Pastikan untuk membaca surat persetujuan ini hati-hati dan tanyakan jika ada bagian yang tidak Anda mengerti.

Apa yang terjadi selama tes angiografi mata?

   1. Perawat akan meneteskan tetes mata pada mata Anda. Kemudian Anda duduk pada kursi pemeriksaan, menghadapa pada kamera. Pakaian yang ketat pada seputar leher akan dilonggarkan atau dilepas.
   2. Anda menempelkan dagu dan dahi Anda pada sebuah alat. Kemudian Anda membuka mata Anda lebar-lebar dan menatap lurus; sambil menjaga gigi tetap tertutup dan bernafas dengan normal serta berkedip-kedip.
   3. Perawat akan membersihkan lengan atas bagian dalam dengan larutan antiseptic; kemudian cairan kontras diinjeksikan dengan cepat. Anda harus menjaga posisi Anda dan menatap lurus ke depan.
   4. Anda mungkin akan merasa mual dan panas. Katakan pada dokter jika Anda merasakan hal tersebutr, terutama jika tetes mata atau cairan kontras membuat Anda merasa ingin muntah, jika Anda merasa kering pada mulut atau terasa logam, jika Anda merasa pusing atau pingsan, atau jika Anda mulai merasa gatal-gatal.
   5. Setelah cairan kontras diinjeksikan, diambil foto sebanyak 25 atau 30 foto yang berurutan dengan cepat. Setiap foto diambil selama 1 detik setelah foto sebelumnya.
   6. Jarum dan semprit diambil dengan hati-hati. Pada tempat injeksi dipasang kasa dan perban.
   7. Jika foto terakhir sudah selesai diambil, Anda duduk dan rileks selama 20 menit. Kemudian difoto lagi sebanyak 5 sampai 10 foto.

Apa yang terjadi setelah tes angiografi mata?

   1. Kulit dan air kencing Anda akan mengalami sedikit perubahan warna selama sehari atau dua hari sesudahnya.
   2. Penglihatan dekat Anda akan kabur hingga 12 jam. Pada saat itu, Anda harus menghindari sinar matahari langsung, Anda tidak boleh mengemudi.

Apakah tes angiografi mata berisiko?

   1. Cairan kontras yang digunakan dapat menyebabkan mual, muntah, bersin, mati rasa pada lidah, dan pusing. Rasa ini akan menghilang dengan cepat.
   2. Kadang-kadang cairan kontras menyebabkan problem yang parah, seperti kesulitan bernafas. Dokter akan memberikan suntikan jika timbul komplikasi ini.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang normal?

Setelah injeksi cepat, cairan kontras akan mencapai retina dalam waktu 15 detik dan mengisi pembuluh darah. Setelah mengisi pembuluh darah, cairan kontras akan disirkulasikan kembali melalui pembuluh darah selama 30 sampai 60 menit setelah injeksi. Normalnya, tidak ada bocoran cairan kontras dari pembuluh darah retina.

Apa yang dimaksud dengan hasil yang tidak normal?

Tes angiografi mata dapat mendeteksi aneurisma kecil, shunt arteriovenus, dan pembentukan pembuluh darah baru. Tes angiografi mata ini dapat juga untuk menemukan penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tes angiografi mata dapat menampakkan tumor dan pembengkakan atau peradangan pada retina.
 
 

Gangguan Kornea


4. Ulkus Kornea 
5. Keratokonjungtivitis Vernalis 
6. Keratitis Pungtata Superfisialis 
7. Keratitis Ulserativa Perifer 
8. Keratomalasia 
9. Keratokonus 
10. Keratopati Bulosa (Pembengkakan Kornea) 
11. Infeksi Herpes Simpleks Pada Kornea 
12. Infeksi Herpes Zoster Pada Kornea 
13. Keratokonjungtivitis Sikka 


Ulkus Kornea

Ulkus Kornea adalah luka terbuka pada lapisan kornea yang paling luar.


PENYEBAB
Ulkus biasanya terbentuk akibat:
# Infeksi oleh bakteri (misalnya stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus), jamur, virus (misalnya herpes) atau protozoa akantamuba
# Kekurangan vitamin A atau protein
# Mata kering (karena kelopak mata tidak menutup secara sempurna dan melembabkan kornea).

Faktor resiko terbentuknya ulkus:
- Cedera mata
- Ada benda asing di mata
- Iritasi akibat lensa kontak.

GEJALA
Ulkus kornea menyebabkan nyeri, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan peningkatan pembentukan air mata, yang kesemuanya bisa bersifat ringan.
Pada kornea akan tampak bintik nanah yang berwarna kuning keputihan.

Kadang ulkus terbentuk di seluruh permukaan kornea dan menembus ke dalam.
Pus juga bisa terbentuk di belakang kornea.
Semakin dalam ulkus yang terbentuk, maka gejala dan komplikasinya semakin berat.

Gejala lainnya adalah:
- gangguan penglihatan
- mata merah
- mata terasa gatal
- kotoran mata.

Dengan pengobatan, ulkus kornea dapat sembuh tetapi mungkin akan meninggalkan serat-serat keruh yang menyebabkan pembentukan jaringan parut dan menganggu fungsi penglihatan.
Komplikasi lainnya adalah infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (pembentukan lubang), kelainan letak iris dan kerusakan mata.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
- Ketajaman penglihatan
- Tes refraksi
- Tes air mata
- Pemeriksaan slit-lamp
- Keratometri (pengukuran kornea)
- Respon refleks pupil
- Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
- Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.

PENGOBATAN
Ulkus kornea adalah keadaan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea.

Tergantung kepada penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti-virus atau anti-jamur.

Untuk mengurangi peradangan bisa diberikan tetes mata corticosteroid.

Ulkus yang berat mungkin perlu diatasi dengan pembedahan (pencangkokan kornea). 
 
 
 

Keratokonjungtivitis Vernalis

Keratokonjungtivitis Vernalis adalah peradangan konjungtiva yang berulang (musiman).

PENYEBAB
Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada musim panas.
Keratokonjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan berhenti sebelum usia 20.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- gatal hebat
- mata merah dan berair
- peka terhadap cahaya (fotofobia)
- kotoran mata yang kental dan lengket.

Konjungtiva di bawah kelopak mata membengkak dan berwarna pink pucat sampai keabuan, sedangkan konjungtiva lainnya tampak berwarna putih susu.
Konjungtiva yang melapisi bola mata tampak menebal dan keabuan.

Kadang terjadi kerusakan pada sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri dan fotofobia hebat.

Keseluruhan gejala biasanya menghilang pada musim dingin.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Jangan menggisik mata karena bisa menyebabkan iritasi lebih lanjut.
Kompres dingin bisa mengurangi gejala.

Tetes mata antialergi seperti cromoline, lodoxamind, ketorolac dan levokabastin merupakan pengobatan yang paling aman.
Antihistamin oral juga bisa membantu meringankan gejala.

Corticosteroid bisa mengurangi peradangan, tetapi sebaiknya tidak digunakan lebih dari beberapa minggu karena bisa menyebabkan peningkatan tekanan pada mata, katarak dan infeksi opportunistik. 
 
 

Keratitis Pungtata Superfisialis

Keratitis Pungtata Superfisialis adalah suatu keadaan dimana sel-sel pada permukaan kornea mati.

PENYEBAB
Penyebabnya bisa berupa:
# Infeksi virus
# Infeksi bakteri
# Mata kering
# Sinar ultraviolet (sinar matahari, sinar lampu, sinar dari las listrik)
# Iritasi akibat pemakaian lensa kontak jangka panjang
# Iritasi atau alergi terhadap obat tetes mata
# Efek samping obat tertentu (misalnya vidarabin).

GEJALA
Mata biasanya terasa nyeri, berair, merah, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan penglihatan menjadi sedikit kabur.

Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet, maka gejala-gejala biasanya munculnya agak lambat dan berlangsung selama 1-2 hari.
Jika penyebabnya adalah virus, maka kelenjar getah bening di depan telinga akan membengkak dan nyeri bila ditekan.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah mata terasa perih, gatal dan mengeluarkan kotoran.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
# Pemeriksaan ketajaman penglihatan
# Tes refraksi
# Tes air mata
# Pemeriksaa slit-lamp
# Respon refleks pupil
# Keratometri (pengukuran kornea)
# Pewarnaan fluoresensi kornea.

PENGOBATAN
Keratitis pungtata superfisialis biasanya berakhir dengan penyembuhan sempurna.
Jika penyebabnya virus, tidak perlu diberikan pengobatan khusus dan penyembuhan biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu.

Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah mata kering, diberikan salep dan air mata buatan.

Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet atau lensa kontak, diberikan salep antibiotik dan obat untuk melebarkan pupil.
Jika penyebabnya adalah reaksi terhadap obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat dihentikan. 
 
 

Keratitis Ulserativa Perifer

Keratitis Ulserativa Perifer adalah suatu peradangan dan ulserasi (pembentukan ulkus) pada kornea yang seringkali terjadi pada penderita penyakit jaringan ikat (misalnya artritis rematoid).

PENYEBAB
Keratitis ulserativa perifer bisa disebabkan oleh:
# Penyakit non-infeksi
- Artritis rematoid
- Lupus eritematosus sistemik
- Sarkoidosis
- Rosasea
- Arteritis sel raksasa
- Penyakit peradangan saluran pencernaan
- Kelainan metabolisme
- Blefaritis
- Keratitis marginalis
- Pemakaian lensa kontak
- Cedera mata karena bahan kimia, trauma ataupu pembedahan
# Penyakit infeksi
- Tuberkulosis
- Sifilis
- Hepatitis
- Disentri basiler
- Keratitis (karena virus, bakteri, jamur maupun akantamuba).

Faktor resiko utama terjadinya penyakit ini adalah penyakit jaringan ikat dan penyakit pembuluh darah.

GEJALA
Terjadi gangguan penglihatan, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan penderita merasa ada benda asing di matanya.

Gejala lainnya adalah:
- mata berair
- peradangan konjungtiva dan episklera.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata serta pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Pengobatan lokal bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan kornea, sedangkan pengobatan sistemik diberikan untuk mengatasi penyebabnya.

Untuk mengatasi penyebabnya, diberikan steroid sistemik dan obat penekan sistem kekebalan (immunosupresan); obat tersebut juga efektif dalam mengontrol peradangan mata dan sistemik.
Immunosupresan yang diberikan biasanya adalah cyclophosphamide.

Jika diduga penyebabnya adalah penyakit infeksi, maka diberikan antibiotik.

Beberapa teknik pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi keratitis ulserativa perifer:
# Perekat jaringan (misalnya lem sianoakrilat) digunakan pada ancaman perforasi dan perforasi yang berukuran kurang dari 1-2 mm.
# Prosedur tektonik, yaitu keratoplasti, keratoplasti penetrasi dan pencangkokan bercak korneoskleral.  


Keratomalasia

Keratomalasia (Xeroftalmia, Keratitis Xerotik) adalah suatu keadaan dimana kornea menjadi kering dan keruh akibat kekurangan vitamin, A, protein dan kalori.

Keratomalasia biasanya menyerang kedua mata.

PENYEBAB
Keratomalasia biasanya terjadi akibat kekurangan vitamin A yang berat.
Vitamin A penting untuk fungsi penglihatan yang normal, juga untuk pertumbuhan tulang, kesehatan kulit dan melindungi selaput lendir pada saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran kemih.

Di negara-negara berkembang, kekurangan vitamin A dan keratomalasi merupakan penyebab utama dari kebutaan pada masa kanak-kanak.
Di negara-negara tersebut, kekurangan vitamin A seringkali terjadi sebagai akibat malnutrisi pada bayi dan anak-anak yang masih muda.

Di negara maju, kekurangan vitamin A dan keratomalasi terjadi akibat beberapa keadaan berikut yang berhubungan dengan proses penyerapan, penyimpanan ataupun pemindahan vitamin A, seperti:
# Penyakit seliak
# Kolitis ulserativa
# Fibrosis kistik
# Penyakit hati
# Pembedahan bypass pada usus.

GEJALA
Gejala awal berupa rabun senja (penglihatan berkurang pada keadaan gelap) dan mata yang kering (disebut xeroftalmia), diikuti oleh pembentukan kerutan, kekeruhan dan perlunakan kornea (disebut keratomalasia).

Pada kekurangan vitamin A yang berat, pada konjungtiva terlihat adanya endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan (bintik Bitot).

Jika tidak diberikan pengobatan yang adekuat maka perlunakan kornea akan menyebabkan infeksi, perforasi serta perubahan jaringan yang bersifat degeneratif, sehingga akhinya terjadi kebutaan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Untuk mengatasi infeksi, bisa diberikan salep atau tetes mata antibiotik.

Untuk memperbaiki kekurangan vitamin A, diberikan tambahan vitamin per-oral (melalui mulut) dan untuk mengatasi malnutrisi dilakukan perbaikan gizi. 
 
 
 
 
 

Keratokonus

Keratokonus adalah perubahan bentuk (penipisan) kornea yang terjadi secara bertahap, sehingga bentuknya menyerupai kerucut.

Keratokonus mulai terjadi pada usia 10-20 tahun.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.
Keratokonus lebih sering ditemukan pada pemakai lensa kontak dan penderita rabun dekat.

Penelitian menunjukkan bahwa keratokonus kemungkinan terjadi karena beberapa hal berikut: # Kelainan kornea bawaan
# Cedera mata (misalnya menggisik-gisik mata atau memakai lensa kontak yang keras selama bertahun-tahun)
# Penyakit mata tertentu (misalnya retinitis pigmentosa, retinopati, konjungtivitis vernal)
# Penyakit sistemik (misalnya amorosis kongenitalis Leber, sindroma Ehlers-Danlos, sindroma Down dan osteogenesis imperfekta).

GEJALA
Keratokonus terjadi jika bagian tengah kornea menipis dan secara bertahap menonjol ke arah luar sehingga bentuknya menyerupai kerucut.
Kelainan kelengkungan ini menyebabkan perubahan pada kekuatan pembiasan kornea. Sebagai akibatnya terjadi astigmata sedang sampai berat dan rabun dekat.

Keratokonus juga bisa menyebabkan pembengkakan dan pembentukan jaringan parut yang menghalangi penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kornea dengan slit lamp

Untuk mengetahui kelengkungan kornea bisa dilakukan topografi kornea.
Pada keratokonus stadium lanjut, penipisan kornea bisa diukur dengan pakimetri.

PENGOBATAN
Keratokonus biasanya menyerang kedua mata.
Pada awalnya, penderita bisa memperbaiki penglihatannya dengan menggunakan kaca mata. Tetapi sejalan dengan memburuknya astigmata, penderita harus menggunakan lensa kontak untuk mengurangi astigmata dan agar penglihatannya lebih baik.

Pada kebanyakan kasus, kornea akan kembali stabil beberapa tahun kemudian tanpa pernah menyebabkan gangguan penglihatan yang berat.
Tetapi pada sekitar 10-20% penderita, pada akhirnya kornea membentuk jaringan parut atau tidak dapat mentolerir lensa kontak.
Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pencangkokan kornea.
 
 
 

Keratopati Bulosa (Pembengkakan Kornea)

Keratopati Bulosa adalah pembengkakan kornea yang paling sering terjadi pada usia lanjut.

Ada 2 macam keratopati bulosa:
# Keratopati Bulosa Afakik : jika lensa alami telah diangkat dan tidak diganti dengan lensa buatan
# Keratopati Bulos Pseudofakik: jika lensa alami telah diganti oleh lensa buatan.

PENYEBAB
Kesehatan kornea berhubungan erat dengan jumlah sel endotelial.
Sel endotelial adalah sel-sel yang terletak di kornea bagian belakang dan berfungsi memompa cairan dari kornea sehingga kornea relatif tetap kering dan bersih.

Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadi pengikisan sel-sel endotel yang terjadi secara bertahap.
Kecepatan hilangnya sel endotel ini berbeda pada setiap orang.

Setiap pembedahan mata (termasuk operasi katarak dengan atau tanpa pencangkokan lensa buatan), bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel endotel.
Jika cukup banyak sel endotel yang hilang, maka kornea bisa membengkak.

Peradangan intraokuler (uveitis) dan trauma pada mata juga bisa menyebabkan hilangnya sel endotel sehingga meningkatkan resiko terjadinya keratopati bulosa.

GEJALA
Penglihatan penderita menjadi kabur, yang paling buruk dirasakan pada pagi hari tetapi akan membaik pada siang hari.

Ketika tidur kedua mata terpejam sehingga cairan tertimbun di bawah kelopak mata dan kornea menjadi lebih basah. Jika mata dibuka, cairan berlebihan ini akan menguap bersamaan dengan air mata.

Pada stadium lanjut akan terbentuk lepuhan berisi cairan (bula) pada permukaan kornea.
Jika bula ini pecah, akan timbul nyeri yang hebat dan hal ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi kornea (ulserasi).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Dengan slit lampbisa diketahui adanya lepuhan, pembengkakan dan pembuluh darah di dalam stroma.

Untuk menghitung jumlah sel endotel bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopi spekuler.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah mengurangi pembengkakan kornea.
Karena itu diteteskan larutan garam (natrium klorida 5%) untuk membantu menarik cairan dari kornea.

Jika tekanan di dalam mata meningkat, diberikan obat glaukoma untuk mengurangi tekanan yang juga berfungsi meminimalkan pembengkakan kornea.

Jika bula pecah, diberikan obat anti peradangan, larutan natrium klorida 5%, salep/tetes mata antibiotik, zat pelebar pupil dan lensa kontak yang diperban; guna membantu penyembuhan permukaan mata dan mengurangi nyeri.

Jika penyakitnya berat dan tidak dapat diatasi dengan tindakan di atas, mungkin perlu dipertimbangkan untuk menjalani pencangkokan kornea.
 
 
 

Infeksi Herpes Simpleks Pada Kornea

Infeksi Herpes Simpleks Pada Kornea adalah infeksi pada kornea yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Infeksi herpes pada kornea merupakan infeksi virus yang berulang. Penelitian menunjukkan bahwa sampai 50% penderita mengalami kekambuhan.
Infeksi ulangan ini bisa terjadi beberapa minggu atau bahkan beberapa tahun setelah infeksi pertama.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.

GEJALA
Pada stadium awal, infeksi ini menyerupai infeksi bakteri yang ringan karena gejala yang timbul bersifat ringan (mata terasa nyeri, berair, merah dan peka terhadap cahaya).
Pembengkakan kornea menyebabkan penglihatan kabur.

Infeksi seringkali hanya menyebabkan perubahan yang ringan pada kornea dan akan menghilang dengan sendirinya.
Kadang virus menembus lebih dalam dan menghancurkan permukaan kornea.

Infeksi ulang bisa menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada permukaan kornea.
Jika penderita sampai mengalami infeksi yang berulang-ulang, bisa terjadi ulserasi (pembentukan luka terbuka), pembentukan jaringan parut yang bersifat menetap serta hilang rasa ketika mata disentuh.

Virus herpes simpleks juga bisa menyebabkan peningkatan pertumbuhan pembuluh darah, gangguan penglihatan atau kebutaan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Diberikan obat anti-virus seperti trifluridin, vidarabin atau idoxuridine; biasanya dalam bentuk salep atau larutan pencuci mata.

Untuk membantu mempercepat penyembuhan, kadang dokter spesialis mata menggunakan kapas untuk mengangkat sel-sel yang mati dan rusak dari permukaan kornea. 
 
 
 

Infeksi Herpes Zoster Pada Kornea

Infeksi Herpes Zoster Pada Kornea adalah infeksi pada kornea yang disebabkan oleh herpes zoster.

PENYEBAB
Virus herpes zoster.

Herpes zoster adalah virus yang tumbuh di dalam saraf dan bisa menyebar ke kulit, menyebabkan shingle (herpes zoster).
Keadaan ini sebetulnya bukan merupakan ancaman bagi mata. Tetapi jika saraf oftalmikus (cabang dari saraf trigeminalis terinfeksi, maka infeksi akan lebih mudah menyebar ke mata.

GEJALA
Infeksi menyebabkan nyeri, kemerahan dan pembengkakan kelopak mata.
Kornea yang terinfeksi juga dapat membengkak dan mengalami kerusakan yang berat.

Terjadi peradangan struktur di belakang kornea (uveitis) dan peningkatan tekanan di dalam bola mata (glaukoma).

Komplikasi yang sering terjadi adalah berkurangnya rasa jika kornea disentuh dan glaukoma permanen.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Jika herpes zoster menginfeksi wajah dan membahayakan mata, maka untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada mata, seringkali diberikan asiklovir per-oral (melalui mulut) selama 7 hari.
Bisa juga diberikan tetes mata corticosteroid.

Tetes mata atropin seringkali digunakan untuk menjaga agar pupil tetap lebar dan membantu mempertahankan tekanan di dalam mata. 
 
 

Keratokonjungtivitis Sikka

Keratokonjungtivitis Sikka adalah kekeringan pada kedua mata yang berlangsung lama akibat menurunnya fungsi kelenjar air mata, yang menyebabkan dehidrasi pada konjungtiva dan kornea.

PENYEBAB
Mata yang kering bisa merupakan gejala adari beberapa penyakit, seperti:
# Artritis rematoid
# Lupus eritematosus sistemik
# Sindroma Sj?gren.
Mata yang kering paling sering terjadi pada wanita dewasa.

GEJALA
Berkurangnya pembentukan air mata atau penguapan air mata bisa menyebabkan iritasi mata dan menimbulkan perasaan mata seperti terbakar.
Kerusakan yang tersebar di permukaan mata akan menambah rasa tidak nyaman dan kepekaan terhadap cahaya (fotofobia).

Pada stadium lanjut, permukaan mata bisa menebal dan membentuk jaringan parut serta ulkus (luka terbuka). Pertumbuhan pembuluh darah juga meningkat.
Jika jaringan parut terbentuk di kornea maka bisa terjadi gangguan penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Untuk mengetahui derajat kelembaban yang membasahi mata bisa dilakukan tes Schirmer (menempelkan kertas saring di ujung kelopak mata).
Untuk mengetahui beratnya kerusakan mata yang terjadi dilakukan pemeriksaan mata dengan menggunakan slit lamp.

PENGOBATAN
Untuk mengatasi kekeringan pada mata, setiap beberapa jam diteteskan air mata buatan.
Air mata buatan adalah tetes mata yang mengandung zat yang merangsang air mata yang asli.

Pembedahan dilakukan untuk menyumbat pengaliran air mata ke hidung sehingga lebih banyak air mata yang digunakan untuk membasahi mata.

Jika kekeringan mata sangat hebat, bisa dilakukan penjahitan sebagian kelopak mata guna mengurangi penguapan air mata. 
 
 
 
 

Gangguan Kelopak & Kelenjar Mata



14. Tumor Kelopak Mata 
15. Dakriosistitis (Infeksi Kantong Air Mata) 
16. Hordeolum (Stye) 
17. Kalazion 
18. Entropion dan Ektropion 
19. Blefaritis 
20. Dakriostenosis 
21. Pembengkakan Kelopak Mata 
22. Trichiasis 
23. Canaliculitis 

Tumor Kelopak Mata

Tumor dan kanker bisa tumbuh di kelopak mata.
Salah satu jennis tumor jinak yang paling sering ditemukan di kelopak mata adalah xantelasma, yang merupakan pertumbuhan mendatar berwarna putih-kuning, yang terdiri dari lemak.

Xantelasma tidak perlu dibuang kecuali jika penderita merasa penampilannya terganggu.
Xantelasma bisa menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol (terutama pada orang muda).

Kanker jenis karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel basal uga bisa tumbuh pada kelopak mata.

Jika setelah beberapa minggu suatu pertumbuhan di kelopak mata tidak menghilang, maka dilakukan biopsi dan biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkatnya.
 
 

Dakriosistitis (Infeksi Kantong Air Mata)

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis).

PENYEBAB
Dakriosistitis biasanya terjadi akibat penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).

GEJALA
Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan membengkak.

Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah.
Jika kantong air mata ditekan secara perlahan, akan keluar nanah dari lubang di sudut mata sebelah dalam (dekat hidung).

Penderita juga mengalami demam.

Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap.

Kadang infeksi menyebabkan tertahannya air mata di dalam kantong air mata sehingga terbentuk kantong yang berisi cairan (mukokel di bawah kulit.

Infeksi berulang bisa menyebabkan penebalan dan kemerahan diatas kantong air mata.
Bisa terbentuk kantong nanah (abses) yang kemudian pecah dan mengeluarkan nanahnya.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Infeksi diobati dengan antibiotik per-oral (melalui mulut) atau intravena (melalui pembuluh darah).
Daerah kantong air mata juga boleh dikompres hangat.

Jika terbentuk abses, dilakukan pembedahan untuk membuka dan membuang nanahnya.
Untuk infeksi menahun, penyumbatan duktus nasolakrimalis bisa dibuka dengan bantuan jarum atau melalui pembedahan.
 
 
 

Hordeolum (Stye)

Hordeolum (Stye) adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar d
PENYEBAB
Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkani tepi atau di bawah kelopak mata.

Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan.
Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.
oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus).
Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit.

Hordeolum kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis.
Hordeolum bisa timbul secara berulang.

GEJALA
Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata.
Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya.

Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak membengkak.
Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan.

Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah.



DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN
Hordeolum bisa diobati dengan kompres hangat selama 10 menit sebanyak 4 kali/hari.
Jangan mencoba memecahkan hordeolum, biarkan pecah sendiri.

Krim antibiotik kadang digunakan untuk hordeolum yang berulang atau menetap (yang disebabkan oleh bakteri).

Hordeolum interna adalah hordeolum yang terbentuk pada kelenjar yang lebih dalam. Gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu biasanya dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar.

PENCEGAHAN
Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata.

Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan.
 
 
 

Kalazion

Kalazion adalah sebuah massa kecil di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak yang kecil di dalam kelopak mata.

PENYEBAB
Kalazion tumbuh di dalam kelenjar Meibom pada kelopak mata.
Hal ini terjadi akibat penyumbatan pada saluran kelenjar Meibom.
Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata.

GEJALA
Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak, nyeri dan mengalami iritasi.
Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan.
Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit; untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan biopsi.

PENGOBATAN
Pengobatan utama adalah kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari.
Pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan.

Kalazia seringkali menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 1 bulan.
Jika kalazion terus membesar mungkin perlu diangkat melalui pembedahan. Pembedahan biasanya dilakukan dari bawah kelopak mata untuk menghindari pembentukan jaringan parut di kulit.
Obat tetes mata yang mengandung antibiotik biasanya digunakan beberapa hari sebelum dan sesudah pengangkatan kalazion.
 
 

Entropion dan Ektropion

Entropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke dalam ke arah bola mata.
Ektropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar.

PENYEBAB
Kebanyakan kasus entropion terjadi karena pengenduran jaringan kelopak mata sebagai akibat proses penuaan.
Beberapa kasus terjadi karena pembentukan jaringan parut pada permukaan dalam kelopak mata akibat luka bakar kimia dan panas, peradangan atau reaksi alergi.
Kadang entropion merupakan bawaan lahir karena kelopak mata tidak terbentuk secara sempurna.

Kebanyakan kasus ektropion terjadi akibat pengenduran jaringan kelopak mata akibat penuaan.
Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan parut pada kelopak mata akibat luka bakar kimia maupun panas, truma, kanker kulit atau pembedahan kelopak mata.
Kadang ektropion merupakan bawaan lahir akibat pembentukan kelopak mata yang tidak sempurna.

GEJALA
Entropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke dalam ke arah bola mata.
Ektropion adalah suatu keadaan dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar.



DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

PENGOBATAN
Entropion dan ektropion harus diperbaiki melalui pembedahan sebelum gesekan kelopak dan bulu mata menyebabkan kerusakan kornea.
Pembedahan biasanya dilakukan dengan bius lokal dan penderita tidak perlu dirawat.
Dilakukan pengencangan kelopak mata.
Setelah pembedahan, mata ditutup selama 24 jam dan diberi salep antibiotik selama sekitar 1 minggu.
 
 
 

Blefaritis

Blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata.

Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

PENYEBAB
Terdapat 2 jenis blefaritis:
# Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata).
Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan ketombe pada kulit kepala.
# Blefaritis posterior ; mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata).
Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.
2 penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

Alergi atau infestasi kutu pada bulu mata juga bisa menyebabkan blefaritis.

GEJALA
Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya.
Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.

Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.
Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

PENGOBATAN
Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri.
Bisa digunakan sampo bayi atau pembersih khusus.

Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik (misalnya eritromisin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline).

Jika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati.
Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata. 
 
 

Dakriostenosis

Dakriostenosis adalah penyumbatan duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).

PENYEBAB
Dalam keadaan normal, air mata dari permukaan mata dialirkan ke dalam hidung melalui duktus nasolakrimalis.
Jika saluran ini tersumbat, air mata akan menumpuk dan mengalir secara berlebihan ke pipi.

Penyumbatan duktus nasolakrimalis (dakriostenosis) bisa terjadi akibat:
# Gangguan perkembangan sistem nasolakrimalis pada saat lahir
# Infeksi hidung menahun
# Infeksi mata yang berat atau berulang
# Patah tulang (fraktur) hidung atau wajah
# Tumor.
Penyumbatan bisa bersifat parsial (sebagian) atau total.

GEJALA
Penyumbatan karena tidak sempurnanya sistem nasolakrimalis biasanya menyebabkan pengaliran air mata yang berlebihan ke pipi (epifora) dari salah satu ataupun kedua mata (lebih jarang) pada bayi berumur 3-12 minggu.
Penyumbatan ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya pada usia 6 bulan, sejalan dengan perkembangan sistem nasolakrimalis.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan penunjang lainnya adalah:
# Pemeriksaan hidung bagian dalam
# Pewarnaan mata dengan zat fluoresensi untuk menilai pengaliran air mata
# Sinar X khusus untuk menilai duktus nasolakrimalis.

PENGOBATAN
Jika penyumbatannya parsial, bisa dilakukan pemijatan pada daerah kantong air mata sebanyak beberapa kali/hari.

Jika terjadi peradangan pada konjungtiva (konjungtivitis) diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik.

Jika penyumbatan tetap terjadi biasanya saluran harus dibuka dengan bantuan jarum kecil yang dimasukkan melalui lubang saluran di sudut kelopak mata.

Pada penderita dewasa dilakukan pembedahan untuk membuka kembali saluran air mata (dakriosistorinostomi).

PENCEGAHAN
Pengobatan yang adekuat terhadap infeksi hidung dan mata bisa mengurangi resiko terjadinya dakriostenosis.
 
 

Pembengkakan Kelopak Mata

Apapun yang mengiritasi mata juga dapat mengiritasi kelopak mata dan menyebabkan pembengkakan (edema).

PENYEBAB
Iritan yang paling sering ditemukan adalah alergi, yang dapat menyebabkan salah satu atau kedua kelopak berkerut dan bengkak.
Reaksi alergi bisa disebabkan oleh:
- obat yang masuk ke dalam mata seperti tetes mata
- obat lain atau kosmetik
- serbuk sari atau partikel lain di udara.

Pembengkakan kelopak mata juga bisa terjadi akibat:
# Sengatan atau gigitan serangga
# Infeksi bakteri, virus atau jamur.

GEJALA
Kelopak mata tampak membengkak.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan fisik.
test

PENGOBATAN
Menghilangkan penyebab pembengkakan dan kompres dingin bisa mengurangi pembengkakan.

Jika penyebabnya alergi, untuk mengurangi pembengkakan sebaiknya menghindari alergen (zat yang menyebabkan alergi).

Jika suatu benda asing (misalnya duri serangga) tersangkut di dalam kelopak mata, harus segera diangkat.
 
 

Trichiasis

Trichiasis adalah kelainan tumbuh pada bulu mata, yang bergesekan dengan bola mata, pada seseorang yang tidak mengalami entropion.

Penyebab trichiasis biasanya tidak diketahui. Mata menjadi merah dan pedih, terasa ada benda asing, dan terjadi sobekan dan peka dan kadangkala terasa sakit ketika terkena sinar matahari langsung. Jika keadaan ini berlangsung lama, bisa mengakibatkan luka parut. Seorang dokter mendasari diagnosa pada gejala-gejala dan pemeriksaan. Trichiasis berbeda dengan entropion bila posisi kelopak mata adalah normal. Seorang dokter mata bisa mengangkat bulu mata dengan forceps. Jika bulu mata kembali tumbuh, cara lain bisa digunakan untuk mengangkatnya, seperti elektrolisis atau cryosurgery (menggunakan dingin yang ekstrem untuk menghancurkan folikel rambut).
 
 
 
 

Canaliculitis

Canaliculitis adalah infeksi lacrimal canaliculus, yang juga disebut duktus lacrimal.

Canaliculitis mungkin menyebabkan mengeluarkan air mata, kotoran, mata merah, dan sedikit sembab. Mata merah dan sembablebih sering terjadi pada sebelah mata dekat hidung. Gejala bisa menyerupai dacryocystitis. Seorang dokter mata (seorang dokter dan ahli bedah yang berspesialisasi dalam diagnosa dan pengobatan penyakit mata) seringkali mengirigasi duktus yang tertular dengan larutan antibiotik. Orang kemudian sebaiknya memakai kompres hangat dan memakai antibiotika tetes mata penggunaan. Kadang-kadang, infeksi memerlukan tindakan operasi.


Memakai obat tetes dan salep mata

 
Orang yang mengunakan tetes atau salep mata sebaiknya menengadah. Dengan telunjuk bersih, kelopak mata ditarik ke bawah dengan lembut membentuk kantong. Tetes mata kemudian diteteskan ke dalam kantong, tidak langsung ke atas mata. Kalau memakai salep mata, sedikit salep ditempatkan di kantong. Berkedip menyebarkan tetes atau salep ke seluruh mata.
 
 

Gangguan Konjugtiva


24. Konjungtivitis 
25. Tumor Jinak Konjungtiva 
26. Trakoma 
27. Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum) 
28. Episkleritis 
29. Skleritis (Radang Bagian Putih Mata) 
30. Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivitis ) 


Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva.

Konjungtivitis Gonokokal

Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir.
Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata).
Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.

Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.
Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan.
Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.

PENYEBAB
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
# Infeksi olah virus atau bakteri
# Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
# Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
- Entropion atau ektropion
- Kelainan saluran air mata
- Kepekaan terhadap bahan kimia
- Pemaparan oleh iritan
- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.

GEJALA
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.

Gejala lainnya adalah:
- mata berair
- mata terasa nyeri
- mata terasa gatal
- pandangan kabur
- peka terhadap cahaya
- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.

Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid.

Untuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

PENCEGAHAN
# Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
# Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
# Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
# Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya. 
 
 

Tumor Jinak Konjungtiva

2 jenis tumor jinak yang bisa tumbuh pada konjungtiva adalah pinguekula dan pterigium.

PINGUEKULA

Pinguekula adalah suatu penonjolan berwarna putih kekuningan yang tumbuh di dekat kornea.
Ukurannya bisa semakin besar.

Penyebabnya tidak diketahui tetapi pertumbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan iritasi mata.

Pinguekula tidak enak dilihat tetapi biasanya tidak menyebabkan masalah yang serius dan tidak perlu dibuang/diangkat

PTERIGIUM

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan konjungtiva ke dalam kornea.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi sering ditemukan pada orang-orang yang sering berada di bawah sinar matahari.
Faktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal di daerah yang banyak terkena sinar matahari, daerah yang berdebu, berpasir atau anginnya besar.
Sering ditemukan pada petani, nelayan dan orang-orang yang tinggal di dekat daerah khatulistiwa. Jarang menyerang anak-anak.

Tampak sebagai penonjolan jaringan putih disertai pembuluh darah pada tepi dalam atau tepi luar kornea.
Pterigium bisa menyebabkan perubahan bentuk kornea sehingga terjadi astigmata dan gangguan penglihatan lainnya.

Jika sampai ke daerah pupil dan mengganggu penglihatan, pterigium harus diangkat melalui pembedahan.
Untuk mencegah berulangnya pterigium, sebaiknya para pekerja lapangan menggunakan kacamata atau topi pelindung.  


Trakoma

Trakoma (Konjungtivitis granuler, Oftalmia Bangsa Mesir) adalah suatu infeksi konjungtiva yang berlangsung lama dan disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

PENYEBAB
Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Masa inkubasi berlangsung selama 5-12 hari dan berawal sebagai kemerahan pada mata, yang jika tidak diobati bisa menjadi penyakti kronis dan menyebabkan pembentukan jaringan parut.

Trakoma ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah pedesaan di negara-negara berkembang.
Sering menyerang anak-anak.

Trakoma merupakan penyakit menular dan bisa ditularkan melalui:
- kontak tangan dengan mata
- sejenis lalat
-benda-benda yang terkontaminasi (misalnya handuk atau saputangan).

GEJALA
Pada stadium awal, konjungtiva tampak meradang, merah dan mengalami iritasi serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis).

Pada stadium lanjut, konjungtiva dan kornea membentuk jaringan parut sehingga bulu mata melipat ke dalam dan terjadi gangguan penglihatan.

Gejala lainnya adalah:
- pembengkakan kelopak mata
- pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di depan mata
- kornea tampak keruh.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Apusan mata diperiksa untuk mengetahui organisme penyebabnya.

PENGOBATAN
Pengobatan meliputi pemberian salep antibiotik yang berisi tetracyclin dan erythromycin selama 4-6 minggu.
Selain itu, antibiotik tersebut juga bisa diberikan dalam bentuk tablet.

Jika terjadi kelainan bentuk kelopak mata, kornea maupun konjungtiva, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaikinya. 
 
 
 

Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum)

Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum) adalah suatu infeksi mata pada bayi baru lahir yang didapat ketika bayi melewati jalan lahir.

PENYEBAB
Berbagai organisme bisa menyebabkan infeksi mata pada bayi baru lahir, tetapi infeksi bakteri yang berhubungan dengan proses persalinan, yang paling banyak ditemukan dan berpotensi menyebabkan kerusakan mata adalah gonore (Neisseria gonorrhea) dan klamidia (Chlamydia trachomatis).

Virus yang bisa menyebabkan konjungtivitis neonatorum dan kerusakan mata yang berat adalah virus herpes.
Virus ini juga bisa didapat ketika bayi melewati jalan lahir, tetapi konjungtivitis herpes lebih jarang ditemukan.

Organisme tersebut biasanya terdapat pada ibu hamil akibat penyakit menular seksual (STD, sexually-transmitted disease).
Pada saat persalinan, ibu mungkin tidak memiliki gejala-gejala tetapi bakteri atau virus mampu menyebabkan konjungtivitis pada bayi yang akan dilahirkan.

GEJALA
Bayi baru lahir yang terinfeksi akan mengeluarkan kotoran dari matanya dalam waktu 1 hari sampai 2 minggu setelah dia lahir.
Kelopak matanya membengkak, merah dan nyeri bila ditekan.

Gonore bisa menyebabkan perforasi kornea dan kerusakan yang sangat berarti pada struktur mata yang lebih dalam.

Gejala lainnya adalah:
- riwayat penyakit menular seksual pada ibu
- dari mata keluar kotoran encer dan berdarah (serosanguinosa) atau kotoran kental seperti nanah (purulen).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap kotoran mata.

PENGOBATAN
Antibiotik dalam bentuk topikal (salep dan tetes mata), per-oral (melalui mulut) maupun intravena (melalui pembuluh darah), semua bisa digunakan tergantung kepada beratnya infeksi dan organisme penyebabnya.
Kadang antibiotik oral dan topikal digunakan secara bersamaan.

Irigasi mata dengan larutan garam normal dilakukan untuk membuang kotoran purulen yang terkumpul.

PENCEGAHAN
Konjungtivitis neonatorum bisa dicegah dengan cara:
# Mengobati penyakit menular seksual pada ibu hamil
# Memberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik (misalnya eritromisin) kepada setiap bayi yang baru lahir. 
 
 
 

Episkleritis

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera.

Sklera terdiri dari serat-serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat.
Sklera dibungkus oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi makan sklera.
Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut telah dihubungkan dengan terjadinya episkleritis:
# Artritis rematoid
# Sindroma Sjorgren
# Sifilis
# Herpes zoster
# Tuberkulosis.

GEJALA
Biasanya peradangan hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak sebagai daerah yang agak menonjol, berwarna kuning.

Gejala lainnya adalah:
- nyeri mata
- peka terahadap cahaya (fotofobia)
- nyeri mata bila ditekan
- mata berair.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Biasanya dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya.
Untuk mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata corticosteroid. 
 
 
 

Skleritis (Radang Bagian Putih Mata)

Skleritis adalah suatu peradangan pada sklera (bagian putih mata).

PENYEBAB
Peradangan pada sklera biasanya dihubungkan dengan penyakit autoimun (misalnya artritis rematoid, lupus eritematosus), infeksi atau cedera kimia.
Kadang penyebabnya tidak diketahui.

Paling sering terjadi pada usia antara 30-60 tahun dan jarang ditemukan pada anak-anak.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- nyeri mata yang hebat
- bercak merah pada sklera
- penglihatan kabur
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- mata berair.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Tetes mata corticosteroid bisa mengurangi peradangan.
Kadang diberikan corticosteroid per-oral (melalui mulut).

Jika tedapat artritis rematoid atau tidak memberikan respon terhadap corticosteroid, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya cyclophosphamide atau azathioprin). 
 
 
 

Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivitis )

Mata merah alergi adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi.

Konjungtiva banyak sekali mengandung sel dari sistem kekebalan (mast sel) yang melepaskan senyawa kimia (mediator) dalam merespon terhadap berbagai rangsangan (seperti serbuk sari atau debu tungau) . Mediator ini menyebabkan radang pada mata, yang mungkin sebentar atau bertahan lama. Sekitar 20% dari orang memiliki tingkat mata merah alergi.

Mata merah alergi yang musiman dan mata merah alergi yang berkelanjutan adalah jenis yang paling sering dari reaksi alergi pada mata. Mata merah alergi yang musiman sering disebabkan oleh serbuk sari pohon atau rumput, oleh karenanya jenis ini timbul khususnya pada musim semi atau awala musim panas. Serbuk sari gulma bertanggung jawab pada gejala alergi mata merah pada musim panas dan awal musim gugur. Alergi mata merah yang berkelanjutan terjadi sepanjang tahun; paling sering disebabkan oleh tungau debu, bulu hewan, dan bulu unggas.

Mata merah Vernal adalah bentuk alergi mata merah yang lebih serius dimana penyebabnya tidak diketahui. Kondisi paling sering terjadi pada anak laki-laki, khususnya yang berumur kurang dari 10 tahun yang memiliki eksema, asma, atau alergi musiman. Mata merah Vernal biasanya kambuh setiap musim semi dan hilang pada musim gugur dan musim dingin. Banyak anak tidak mengalaminya lagi pada umur dewasa muda.

GEJALA

Orang dengan semua bentuk alergi mata merah berkembang dengan cepat menjadi gatal dan rasa terbakar pada kedua mata. Walaupun biasanya sama, kadang-kadang, satu mata mungkin lebih terinfeksi daripada mata yang lain. Konjungtiva menjadi merah, dan kadang-kadang konjungtiva bengkak, menyebabkan permukaan bola mata tampak tembam sehingga banyak orang merasa terganggu. Pada mata merah musiman dan berkelanjutan, sangat banyak kotoran berair yang tipis. Pandangan jarang terpengaruh.

Pada mata merah vernal, kotoran mata banyak dan seperti lendir. Tidak seperti jenis alergi mata merah lainnya, mata merah vernal sering mempengaruhi kornea, dan borok yang nyeri dapat timbul. Borok ini menyebabkan sensitivitas yang berlebihan terhadap cahaya terang dan kadang-kadang menyebabkan pengurangan pandangan yang permanen.

DIAGNOSA

Dokter mengenali alergi mata merah oleh penampilan dan gejala khasnya.

PENGOBATAN

Kondisi diobati dengan tetes mata anti alergi. Obat seperti itu termasuk cromolyn, lodoxamide, olopatadine, dan tetes mata antihistamin, seperti emedastine dan levocabastine. Tetes mata Ketorolac mempunyai anti inflamasi dan membantu mengatasi gejala. Tetes mata Corticosteroid mempunyai anti inflamasi yang lebih baik; tetapi, mereka sebaiknya tidak dipakai lebih dari beberapa minggu tanpa pengamatan yang melekat karena mereka dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada mata (glaukoma), katarak, dan meningkatkan risiko infeksi mata. Baru-baru ini, tetes mata yang dapat menghambat pengeluaran dan efek dari penyebab pembengkakan seperti azelastine, nedocromil, dan pemirolast, sudah digunakan dengan baik.
 
 

 


<
Gangguan Retina    
31. Retinopati Diabetikum 
32. Kelainan Pembuluh Darah Retina 
33. Endoftalmitis 
34. Retinitis Pigmentosa 
35. Kemunduran/Degenerasi Makula 
36. Ablasio Retina 
37. Infeksi Dalam Mata (Endophthalmitis) 
38. Retinopati Hipertensi (Hypertensive Retinopathy) 
39. Pelepasan Retina 
40. Sumbatan Arteri dan Vena Retina Pusat 
41. Kanker Yang Mempengaruhi Retina 

Retinopati Diabetikum

Retinopati Diabetikum adalah kerusakan progresif pada retina akibat diabetes menahun.

Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan insulin maupun yang tidak.

Diabetes bisa menyebabkan 2 macam perubahan pada retina:

   1. Retinopati non-proliferatif
      Terjadi robekan dan kebocoran pada pembuluh darah kecil (kapiler) di dalam retina.
      Daerah di sekeliling robekan kapiler membengkak, menbentuk tonjolan kecil yang mengandung endapan protein darah.

      Pada stadium awal penyakit ini tidak menyebabkan kebutaan.
      Perdarahan retina yang kecil bisa merubah bagian lapang pandang. Jika perdarahan terjadi di dekat makula, maka penglihatan menjadi kabur.

   2. Retinopati proliferatif
      Kerusakan pada retina merangsang pertumbuhan pembuluh darah yang baru.
      Pembuluh darah yang baru tumbuh secara abnormal, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan ablasio retina (kadang-kadang).
      Pembuluh darah bisa tumbuh dan mengalami perdarahan ke dalam humor vitreus.

      Retinopati proliferatif bisa menyebakan kebutaan total.


PENYEBAB
Retinopati diabetikum terjadi karena adanya kerusakan pada pembuluh darah yang menuju ke retina.
Kadar gula darah (glukosa) yang tinggi pada diabetes menyebabkan penebalan pembuluh darah yang kecil.

Pada stadium awal (retinopati non-proliferatif), pembuluh darah menjadi berlubang-lubang dan isinya merembes ke dalam retina, menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

Pada stadium lanjut (retinopati proliferatif), terjadi pertumbuhan pembuluh darah yang baru di dalam mata.
Pembuluh darah yang baru ini sangat rapuh dan bisa mengalami perdarahan sehingga menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Beratnya retinopati dan penurunan fungsi berhubungan dengan kadar glukosa dan lamanya seseorang menderita diabetes.
Biasanya retinopati baru terjadi dalam waktu 10 tahun setelah seseorang menderita diabetes.

GEJALA
Gejalanya berupa:
# Penurunan ketajaman penglihatan
# Penderita melihat bintik-bintik yang malayang-layang.

Banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala lain sebelum terjadi perdarahan utama pada mata.

Retinopati diabetikum

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk menilai keadaan retina adalah pemeriksaan dengan oftalmoskop dan fotografi retina.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah mengontrol diabetes dan tekanan darah tinggi.
Pengobatan terhadap diabetes dan tekanan darah tinggi biasanya tidak menyebabkan perbaikan kerusakan yang telah terjadi, tetapi akan memperlambat perkembangan retinopati.

Untuk menghancurkan pembuluh darah yang baru dan menyumbat pembuluh darah yang bocor, dilakukan fotokoagulasi laser.

Jika terjadi perdarahan hebat dari pembuluh darah yang telah mengalami kerusakan, dilakukan vitrektomi (pembedahan untuk membuang darah dari humor vitreus).
Setealah vitrektomi, fungsi penglihatan akan menunjukkan perbaikan dan secara bertahap mata akan membentuk humor vitreus yang baru.

PENCEGAHAN
Cara pencegahan yang terbaik adalah mengontrol diabetes dan tekanan darah tinggi.

Penderita diabetes sebaiknya menjalani pemeriksaan mata secara rutin (1 kali/tahun), yang dimulai pada tahun ke 5 setelah terdiagnosis menderita diabetes.

Kelainan Pembuluh Darah Retina

Kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata bisa berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan.


RETINOPATI ARTERIOSKLEROTIK

Pada keadaan ini, arteri-arteri kecil yang membawa darah ke mata mengalami penyumbatan parsial karena dindingnya menebal.

Dengan menggunakan oftalmoskop, bisa terlihat pembuluh darah yang menebal dan petunjuk lainnya dari menurunnya pasokan darah ke retina.

Penebalan pembuluh darah itu sendiri biasanya tidak mengganggu penglihatan, tetapi merupakan petunjuk bahwa pembuluh darah di mata dan bagian tubuh lainnya tidak sehat sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengobatan.


RETINOPATI HIPERTENSIF

Retinopati Hipertensif adalah kerusakan retina akibat tekanan darah tinggi (hipertensi).
Penyakit ini terjadi jika tekanan darah sangat tinggi (misalnya pada hipertensi maligna dan toksemia gravidarum).

Hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di dalam mata.
Semakin tinggi dan semakin lama hipertensi berlangsung, maka semakin berat kerusakan yang terjadi.

Beratnya kerusakan retina (retinopati) digambarkan dengan skala I sampai IV.
Pada derajat I biasanya tidak ditemukan gejala.
Pada derajat IV terjadi pembengkakan saraf optikus (disebut papilledema) dan makula (pusat penglihatan pada retina), yang bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Pada stadium lanjut, darah bisa merembes ke dalam retina.
Bercak retina mengalami kerusakan karena kekurangan pasokan darah dan lama-lama lemak akan tertimbun di dalam retina.

Selain gangguan penglihatan, penderita juga bisa merasakan sakit kepala.

Dengan menggunakan oftalmoskop, bisa dilihat adanya penyempitan pembuluh darah dan kelebihan cairan yang merembes dari pembuluh darah.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah angiografi fluoresensi.

Satu-satunya pengobatan untuk retinopati hipertensif adalah mengontrol tekanan darah.


PENYUMBATAN ARTERI RETINA

Arteri retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah ke retina.
Jika arteri retina tersumbat, maka akan terjadi kebutaan mendadak tanpa disertai rasa nyeri.

Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh aterosklerosis, bekuan darah atau endapan lemak (biasanya lemak yang berasal dari sumsum tulang yang patah dan masuk ke dalam aliran darah sebagai emboli).
Penyebab lainnya adalah peradangan pembuluh darah di kepala (arteritis temporalis).

Pelebaran arteri retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen.
Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.

Bisa diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau untuk mencegah penyebaran bekuan darah (yang bisa menyebabkan terjadinya stroke).


PENYUMBATAN VENA RETINA

Vena retina adalah pembuluh darah utama yang membawa darah dari retina.
Penyumbatan vena retina menyebabkan vena yang lebih kecil membengkak dan berkelok-kelok.
Permukaan vena menjadi bengkak dan darah bisa merembes ke dalam retina.

Penyumbatan vena retina terutama terjadi pada usia lanjut yang menderita glaukoma, diabetes, tekanan darah tinggi atau suatu keadaan dimana darah menjadi lebih kental (misalnya terlalu banyak sel darah merah).

Penyumbatan vena retina menyebabkan penurunan fungi penglihatan yang terjadi secara lebih lambat dibandingkan dengan penyumbatan arteri retina.
Perubahan yang terjadi berupa pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam retina dan terjadinya glaukoma.

Angiografi fluoresensi bisa membantu menentukan luasnya kerusakan dan rencana pengobatan.
Untuk menghancurkan pembuluh darah yang abnormal bisa digunakan laser.

Pelebaran vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen.
Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.

Pelebaran vena retina bisa dilakukan dengan menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen.
Dengan cara ini penyumbatan akan turun ke bawah sehingga mengurangi daerah retina yang terkena.

Endoftalmitis

Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).

PENYEBAB
Penyebab terjadinya infeksi adalah:
# Luka yang menusuk mata
# Pembedahan
# Bakteri yang sampai ke mata melalui aliran darah.

GEJALA
Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa:
- nyeri mata
- kemerahan pada sklera
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- gangguan penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Endoftalmitis merupakan suatu keadaan darurat.
Pengobatan harus segera diberikan, menunda pengobatan bisa menyebabkan kebutaan.
Diberikan antibiotik dan corticosteroid.
Untuk mengeluarkan cairan yang terinfeksi dari bola mata mungkin perlu dilakukan pembedahan.

Retinitis Pigmentosa

Retinitis Pigmentosa adalah suatu kemunduran yang progresif pada retina yang mempengaruhi penglihatan pada malam hari dan penglihatan tepi dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

PENYEBAB
Retinitis pigmentosa merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi.
Beberapa bentuk penyakit ini diturunkan secara dominan, hanya memerlukan 1 gen dari salah satu orang tua; bentuk yang lainnya diturunkan melalui kromosom X, hanya memerlukan 1 gen dari ibu.

Penyakit ini terutama menyerang sel batang retina yang berfungsi mengontrol penglihatan pada malam hari.
Pada retina bisa ditemukan pigmentasi yang berwarna gelap.

GEJALA
Gejala awal seringkali muncul pada awal masa kanak-kanak.

Sel batang pada retina (berperan dalam penglihatan pada malam hari) secara bertahap mengalami kemunduran sehingga penglihatan di ruang gelap atau penglihatan pada malam hari menurun.
Lama-lama terjadi kehilangan fungsi penglihatan tepi yang progresif dan bisa menyebabkan kebutaan.

Pada stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi penglihatan sentral.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata dengan oftalmoskop.

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:
# Ketajaman penglihatan
# Tes refraksi
# Gangguan pengenalan warna
# Respon refleks pupil
# Pemeriksaan slit lamp
# Tekanan intraokuler
# USG mata
# Fotografi retina
# Angiografi fluoresensi
# Elektroretinogram.

PENGOBATAN
Belum ada pengobatan yang efektif untuk retinitis pigmentosa.
Pemakaian kaca mata gelap untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet bisa mempertahankan fungsi penglihatan.

Meskipun masih dalam perdebatan, penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian antioksidan (misalnya vitamin A palmitat) bisa menunda perkembangan penyakit ini.

Penderita dianjurkan untuk berkunjung secara teratur kepada spesialis mata untuk memantau terjadinya katarak atau pembengkakan retina.

PENCEGAHAN
Penyuluhan genetik bisa membantu menemukan adanya resiko retinitis pigmentosa dalam suatu keluarga.

Kemunduran/Degenerasi Makula

Degenerasi Makula adalah suatu keadaan dimana makula mengalami kemunduran sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral.

Makula adalah pusat dari retina dan merupakan bagian yang paling vital dari retina.
Makula merupakan bagian dari retina yang memungkinkan mata melihat detil-detil halus pada pusat lapang pandang.

Ada 2 macam degenerasi makula:

   1. Degenerasi makula atrofik (kering) : terdapat endapan pigmen di dalam makula tanpa disertai pembentukan jaringan parut, darah atau perembesan cairan lainnya
   2. Degenerasi makula eksudatif (basah) : perembesan cairan membentuk endapat yang seringkali dikelilingi oleh daerah perdarahan yang kecil. Pada akhirnya endapan ini akan mengkerut dan meninggalkan jaringan parut.

Kedua jenis degenerasi tersebut biasanya mengenai kedua mata secara bersamaan.

PENYEBAB
Degenerasi terjadi sebagai akibat dari kerusakan pada epitel pigmen retina.
Epitel pigmen retina adalah lapisan pemisah antara retina dan koroid (lapisan pembuluh darah di belakang retina).

Fungsi dari epitel pigmen retina adalah sebagai penyaring yang menentukan zat gizi dari koroid yang sampai ke retina.
Bagian dari darah yang berbahaya bagi retina dibuang/dijauhkan dari retina oleh epitel pigmen retina.

Kerusakan pada epitel pigmen retina mempengaruhi metabolisme pada retina,
Terjadi penipisan retina sehingga memungkinkan masuknya bahan yang berbahaya dari darah ke dalam retina dan menyebabkan kerusakan serta pembentukan jaringan parut.

Dengenerasi makula terjadi pada usia lanjut, cenderung diturunkan, lebih banyak ditemukan pada orang kulit putih dan tampaknya lebih sering ditemukan pada perokok.

GEJALA
Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan terjadi kehilangan fungsi penglihatan tanpa rasa nyeri.
Kadang gejala awalnya berupa gangguan penglihatan pada salah satu mata, dimana garis yang sesungguhnya lurus terlihat bergelombang.

Degenerasi makula menyebabkan kerusakan penglihatan yang berat (misalnya kehilangan kemampuan untuk membaca atau mengemudi), tetapi jarang menyebabkan kebutaan total.
Penglihatan pada tepi luar dari lapang pandang dan kemampuan untuk melihat warna biasanya tidak terpengaruh, yang terkena hanya penglihatan pada pusat lapang pandang.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai retina:
# Ketajaman penglihatan
# Tesa refraksi
# Respon refleks pupil
# Pemeriksaan slit lamp
# Fotografi retina
# Angiobrafi fluoresensi.

PENGOBATAN
Jika di dalam atau di sekeliling makula ditemukan pertumbuhan pembuluh darah baru, dilakukan fotokoagulasi laser untuk menghancurkannya.

Tidak ada pengobatan khusus untuk degenerasi makula.
Pemberian seng bisa memperlambat perkembangan penyakit.

Pada stadium awal, bisa dilakukan pembedahan laser untuk membekukan pembuluh darah koroid yang merembes ke retina.

Pilihan pengobatan lainnya adalah terapi fotodinamik, dimana pengobatan laser dilakukan setelah penyuntikan zat warna untuk menambah kepekaan pembuluh darah yang merembes terhadap sinar laser.

PENCEGAHAN
Jika ada anggota keluarga yang menderita degenerasi makula, sebaiknya para perokok segera berhenti merokok.


Ablasio Retina

Ablasio Retina adalah terpisahnya/terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnya.

Jaringan saraf yang membentuk bagian peka cahaya pada retina membentuk suatu selaput tipis yang melekat erat pada jaringan penyokong di bawahnya.
Jika kedua lapisan tersebut terpisah, maka retina tidak dapat berfungsi dan jika tidak kembali disatukan bisa terjadi kerusakan permanen.

Ablasio bisa bermula di suatu daerah yang kecil, tetapi jika tidak diobati, seluruh retina bisa terlepas.
Pada salah satu bentuk ablasio, retina betul-betul mengalami robekan. Bentuk ablasio ini biasanya terjadi pada penderita miopia atau penderita yang telah menjalani operasi katark atau penderita cedera mata.

Pada ablasio lainnya, retina tidak robek tetapi terpisah dari jaringan di bawahnya.
Pemisahan ini terjadi jika gerakan cairan di dalam bola mata menarik retina atau jika cairan yang terkumpul diantara retina dan jaringan di bawahnya mendorong retina.

PENYEBAB
Retina merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah bayangan yang difokuskan di retina oleh kornea dan lensa.

Ablasio retina seringkali dihubungkan dengan adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di dalam mata merembes melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan di bawahnya.
Hal tersebut bisa terjadi akibat:
# Trauma
# Proses penuaan
# Diabetes berat
# Penyakit peradangan,
tetapi ablasio retina sering kali terjadi secara spontan.

Pada bayi prematur, ablasio retina bisa terjadi akibat retinopati akibat prematuritas.

Selama proses terlepasnya retina, perdarahan dari pembuluh darah retina yang kecil bisa menyebabkan kekeruhan pada bagian dalam mata yang dalam keadaan normal terisi oleh humor vitreus.
Jika terjadi pelepasan makula, akan terjadi gangguan penglihatan pusat lapang pandang.

Faktor resiko terjadinya ablasio retina adalah:
- Rabun dekat
- Riwayat keluarga dengan ablasio retina
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Trauma.

GEJALA

Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa menyebabkan gambaran bentuk-bentuk ireguler yang melayang-layang atau kilatan cahaya, serta menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

Hilangnya fungsi penglihatan awalnya hanya terjadi pada salah satu bagian dari lapang pandang, tetapi kemudian menyebar sejalan dengan perkembangan ablasio.

Jika makula terlepas, akan segera terjadi gangguan penglihatan dan penglihatan menjadi kabur.



DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:
# Oftalmoskopi direk dan indirek
# Ketajaman penglihatan
# Tes refraksi
# Respon refleks pupil
# Gangguan pengenalan warna
# Pemeriksaan slit lamp
# Tekanan intraokuler,
# USG mata
# Angiografi fluoresensi
# Elektroretinogram.

PENGOBATAN

Pembedahan laser bisa digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina yang biasanya ditemukan sebelum terjadinya ablasio.

Dengan kriopeksi (pemberian dingin dengan jarum es) akan terbentuk jaringan parut yang melekatkan retina pada jaringan di bawahnya.
Teknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan gelembung udara dan kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah penimbunan kembali cairan di belakang retina.

Penempelan kembali retina melalui pembedahan terdiri dari pembuatan lekukan pada sklera (bagian putih mata) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga retina kembali menempel.

PENCEGAHAN

Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata.

Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.

Jika anda memiliki resiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun sekali.

Infeksi Dalam Mata (Endophthalmitis)

Endophthalmitis adalah infeksi dalam mata.

PENYEBAB

Endophthalmitis disebabkan oleh organisme yang beredar melalui aliran darah ke dalam mata atau telah memasuki mata melalui luka bedah atau luka. Infeksi di dalam darah berasal dari pemberian obat-obatan secara infus, abses (kumpulan nanah), atau operasi apa saja di dalam tubuh. infeksi biasanya disebabkan bakteri, namun jamur atau protozoa bisa juga bertanggungjawab. Virus bisa juga menyebabkan infeksi mata meluas, namun hal ini biasanya bukan endophthalmitis.

GEJALA

Gejala-gejala kemungkinan parah dan termasuk rasa sakit, kemerahan pada putih mata, sangat peka terhadap sinar terang, dan kehilangan penglihatan sebagian atau total. Diagnosa berdasarkan gejala-gejala, pemeriksaan pada mata, perawatan, dan kadangkala antibody atau tes DNA. Perawatan kemungkinan dilakukan dari aqueos humor (cairan di bagian depan mata ; juga disebut aqueous) dan vitreous humor (gel seperti zat di dalam bagian belakang pada mata) untuk menentukan organisme mana yang bertanggungjawab dan obat-obatan mana yang lebih aktif melawan organisme.

PENGOBATAN

Endophthalmitis adalah sebuah keadaan medis darurat. Pengobatan cepat biasanya dibutuhkan jika penglihatan harus dipelihara. pengobatan biasanya dimulai secepatnya, sebuah penundaan bahkan beberapa jam bisa menghasilkan kehilangan penglihatan dalam kasus berat. Antibiotik diberikan ; pilihan antibiotik bisa disesuaikan berdasarkan organisme mana yang ditemukan menjadi penyebab endophthalmitis. Kortikosteroid bisa juga diberikan. Operasi kemungkinan dibutuhkan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dari dalam mata; yang mana bisa mempengaruhi kesempatan untuk menghentikan infeksi.

Retinopati Hipertensi (Hypertensive Retinopathy)

Retinopati Hipertensi (Hypertensive retinopathy) adalah kerusakan pada retina sebagai akibat tekanan darah tinggi.

PENYEBAB

Ketika tekanan darah menjadi tinggi, seperti pada hipertensi, retina menjadi rusak. Bahkan hipertensi ringan bisa merusak pembuluh darah retinal jika segera diobati dalam setahun. Hipertensi merusak pembuluh darah kecil pada retina, menyebabkan dinding mereka menebal dan dengan demikian mempersempit pembuluh darah terbuka dan mengurangi suplai darah menuju retina. Potongan kecil pada retina bisa menjadi rusak karena suplai darah tidak tercukupi. Sebagaimana perkembangan Retinopati Hipertensi (Hypertensive retinopathy), darah bisa bocor ke dalam retina. Perubahan ini menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap, terutama sekali jika mereka mempengaruhi macula, bagian tengah retina.

DIAGNOSA

Dokter membuat diagnosa Retinopati Hipertensi (Hypertensive retinopathy) menggunakan ophthalmoscope untuk melihat penampakan khusus pada retina pada seseorang dengan tekanan darah tinggi. Ketika tekanan darah sangat tinggi, dokter kemungkinan bisa melihat perubahan lain pada mata, seperti pembengkakan pada bagian depan saraf mata.

PENGOBATAN

Tujuan pengobatan Retinopati Hipertensi (Hypertensive retinopathy) adalah untuk merendahkan tekanan darah. ketika tekanan darah tinggi adalah berat dan mengancam nyawa, pengobatan kemungkinan diperlukan segera untuk menyelamatkan penglihatan dan menghindari komplikasi lain, termasuk stroke, gagal jantung, gagal ginjal, dan serangan jantung.

Pelepasan Retina

Pelepasan retina adalah pemisahan retina dari lapisan dasar pada pembuluh darah.

Ketika retina lepas, terpisah dari bagian persediaan darahnya, mencegahnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hingga retina terpasang kembali, hal tersebut bisa rusak secar permanent.

Pelepasan bisa dimulai pada area yang kecil, biasanya sebagai akibat robekan retina jika bagian kecil tersebut tidak menempel kembali, seluruh retina bisa lepas. Sobekan retina yang bisa menyebabkan pelepasan retina lebih mungkin terjadi pada orang rabun ayam parah (miopi) atau yang telah mengalami operasi katarak. Sobekan juga lebih mungkin terjadi setelah luka mata. Cairan atau darah dari kerusakan pembuluh darah bisa menumpuk antara retina dan jaringan di bawahnya, lebih lanjut memperburuk penglihatan.

GEJALA

Pelepasan retina tidak terasa sakit. Orang biasanya melihat benda kecil, mengambang (floater) atau sorotan cahaya terang yang berlangsung lebih dari satu detik. Hilangnya penglihatan di pinggir biasanya pertama kali terjadi, dan kehilangan penglihatan menyebar sebagaimana perkembangan pelepasan tersebut. Hilangnya penglihatan menyerupai tirai atau kerudung yang jatuh melintangi garis penglihatan. Jika macula menjadi terlepas, penglihatan dengan segera memburuk, dan segala sesuatu menjadi buram.

Seorang dokter meneliti retina melalui ophthalmoscope dan biasanya pelepasan bisa dilihat. Jika pelepasan tidak terlihat, ultrasound scan pada mata bisa menunjukkannya.

PENGOBATAN

Seseorang yang mengalami hilangnya penglihatan dengan tiba-tiba harus mengunjungi ahli mata dengan segera. Tergantung pada pelepasan tersebut, operasi laser atau operasi pembekuan (cryopexy) kemungkinan digunakan untuk memperbaiki retina tersebut. Operasi laser menutup lubang pada retina. Terapi pembekuan menyebabkan sebuah goresan terbentuk, yang menahan retina tetap di tempat.

Jika retina tersebut terpasang kembali dalam 2 sampai 7 hari, kemungkinan penglihatan biasanya akan bertambah baik. Jika retina telah terlepas untuk jangka waktu yang lama atau jika pendarahan atau goresan telah terjadi, kemungkinan penglihatan bertambah baik akan berkurang.

Sumbatan Arteri dan Vena Retina Pusat

Arteri retinal pusat, saluran utama yang menyuplai darah untuk retina, bisa menjadi betul-betul mampet karena penyakit atherosclerosis atau partikel, seperti gumpalan darah, yang masuk peredaran darah dan menghalangi saluran (emboli). Radang pembuluh darah adalah juga mungkin menyebabkan retinal arteri tersekat. Pada orang dengan glaukoma, penyakit gula, atau tekanan darah tinggi, berbagai proses mungkin terjadi, yang bisa menyebabkan tersekatnya vena.

Jika arteri pusat retinal mampet, mata yang terkena mengalami kehilangan pandangan mendadak tetapi tanpa rasa sakit. Tersekatnya vena retinal pusat menyebabkan vena yang penuh dan mengembang di depan saraf optik. Kehilangan jarak pandang dari yang ringan hingga hebat karena arteri retinal pusat tersekat. Kekambuhan sering terjadi.

Selain kehilangan pandangan yang parah, komplikasi dari arteri atau vena retinal pusat tersekat termasuk pendarahan ke dalam mata dan glaukoma disebabkan oleh pertumbuhan pembuluh darah abnormal di selaput pelangi dan sudut, di mana cairan dialirkan dari mata.

DIAGNOSA

Menggunakan ophthalmoscope, seorang dokter bisa melihat perubahani di pembuluh darah dan tanda lain berkurangnya suplai darah ke retina, seperti kepucatan retina pada kasus arterial yang tersekta atau vena yang penuh dan pembengkakan di depan saraf optic pada kasus vena tersekat. Tindakan Fluorescein angiography dimana seorang dokter menyuntikkan pewarna ke dalam urat darah dan lalu memotret retina membantu menentukan banyak sedikitnya kerusakan pada retina dan membantu rencana pengobatan oleh dokter. Doppler ultrasound memindai kadang-kadang mungkin dipergunakan untuk memeriksa darah mengalir di saluran darah.

PENGOBATAN

Pengobatan sesegera sering diberikan dalam percobaan menghilangkan penghalangan arteri retinal. Tetapi, pengobatan jarang efektif. Tekanan di dalam mata bisa dikurangi dengan memijat kelopak mata tertutup sebentar-sebentar dengan jari. Alternatif lain, satu prosedur yang disebut paracentesis chamber anterior mungkin membantu menurangi tekanan di dalam mata. Pada prosedur ini, tetes mata diteteskan di mata untuk membuat mata mati rasa, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik anterior mata untuk meyedot sedikit cairan, sehingga secara cepat mengurangi tekanan di mata. Mengurangi tekanan di dalam mata dengan pijatan atau paracentesis chamber anterior dapat mengeluarkan gumpalan darah atau penyumbat lain dan dapat memasuki cabang bilik yang lebih kecil, sehingga mengurangi area kerusakan pada retina. Umumnya tidak ada terapi obat yang disetujui. Pengobatan laser mungkin digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah abnormal jika mereka berkembang ke selaput pelangi atau sudut.

Kanker Yang Mempengaruhi Retina

Kanker yang mempengaruhi retina secara umum mulai pada choroid, lapisan padat pembuluh darah yang menyuplai retina. Choroid terjepit di antara retina dan sclera (bagian putih mata luar). Karena retina bergantung pada choroid untuk persediaan darah dan menopangnya, kerusakan pada choroid oleh kanker mungkin mempengaruhi pandangan.

   1. Choroidal Melanoma

      Choroidal melanoma adalah kanker yang berasal dari sel yang menghasilkan zat warna (melanocytes) choroid. Choroidal melanoma adalah kanker yang paling sering berasal dari mata. Paling sering terjadi pada orang dengan warna kulit putih dan mata biru. Pada tahap awal, kanker biasanya tidak mengganggu pandangan. Kemudian, hal itu dapat menyebabkan pandangan kabur atau kehilangan pandangansecar menyeluruh karena pelepasan retinal. Metastases ke bagian badan lain mungkin terjadi.

      Diagnosa awal adalah penting, karena kemungkinan penyembuhan choroid melanoma berhubungan dengan ukuran tumor. Diagnosa dibuat menggunakan ophthalmoscope, scaning ultrasound, dan potret serial.

      Jika melanoma kecil, pengobatan dengan laser, radiasi, atau penanaman bahan radioaktif dapat memelihara pandangan dan menyelamatkan mata. Jika kanker besar, mata harus disingkirkan. Jika kanker besar tidak dihilangkan, bisa menjalar secara langsung ke dalam rongga mata (orbit) atau lewat aliran darah (metastasize) ke organ lain, menyebabkan kematian.

   2. Choroidal Metastases

      Choroidal metastases adalah kanker yang sudah menjalar ke mata dari bagian badan lain. Karena suplai darah terbaik di choroids, sering menjadi tempat datangnya kanker dari penyebaran bagian badan lain. Pada wanita, kanker payudara adalah penebab yang paling sering. Pada laki-laki, kanker paru-paru atau prostat adalah penyebab yang paling umum.

      Sering kali, kanker tidak menimbulkan gejala dan tidak ditemukan selama pemeriksaan mata rutin. Penyakit dengan gejala, gejala pertama berkurang pandangan dan adanya kilasan cahaya. Pelepasan Retinal dan kehilangan pandangan hebat mungkin terjadi.

      Diagnosa kadang-kadang dibuat selama pemeriksaan mata rutin dengan ophthalmoscope. Diagnosa dibantu oleh scanning ultrasound. Penegasan diagnosa mungkin melibatkan menggunakan sebuah jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi). Pengobatan biasanya dengan terapi kemoterapi dan radiasi.