Jumat, 09 November 2012

Gangguan Konjugtiva


24. Konjungtivitis 
25. Tumor Jinak Konjungtiva 
26. Trakoma 
27. Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum) 
28. Episkleritis 
29. Skleritis (Radang Bagian Putih Mata) 
30. Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivitis ) 


Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva.

Konjungtivitis Gonokokal

Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir.
Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata).
Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.

Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri.
Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan.
Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.

PENYEBAB
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
# Infeksi olah virus atau bakteri
# Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
# Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
- Entropion atau ektropion
- Kelainan saluran air mata
- Kepekaan terhadap bahan kimia
- Pemaparan oleh iritan
- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.

GEJALA
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.

Gejala lainnya adalah:
- mata berair
- mata terasa nyeri
- mata terasa gatal
- pandangan kabur
- peka terhadap cahaya
- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.

Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid.

Untuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

PENCEGAHAN
# Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
# Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
# Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
# Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya. 
 
 

Tumor Jinak Konjungtiva

2 jenis tumor jinak yang bisa tumbuh pada konjungtiva adalah pinguekula dan pterigium.

PINGUEKULA

Pinguekula adalah suatu penonjolan berwarna putih kekuningan yang tumbuh di dekat kornea.
Ukurannya bisa semakin besar.

Penyebabnya tidak diketahui tetapi pertumbuhannya didukung oleh pemaparan sinar matahari dan iritasi mata.

Pinguekula tidak enak dilihat tetapi biasanya tidak menyebabkan masalah yang serius dan tidak perlu dibuang/diangkat

PTERIGIUM

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan konjungtiva ke dalam kornea.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi sering ditemukan pada orang-orang yang sering berada di bawah sinar matahari.
Faktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal di daerah yang banyak terkena sinar matahari, daerah yang berdebu, berpasir atau anginnya besar.
Sering ditemukan pada petani, nelayan dan orang-orang yang tinggal di dekat daerah khatulistiwa. Jarang menyerang anak-anak.

Tampak sebagai penonjolan jaringan putih disertai pembuluh darah pada tepi dalam atau tepi luar kornea.
Pterigium bisa menyebabkan perubahan bentuk kornea sehingga terjadi astigmata dan gangguan penglihatan lainnya.

Jika sampai ke daerah pupil dan mengganggu penglihatan, pterigium harus diangkat melalui pembedahan.
Untuk mencegah berulangnya pterigium, sebaiknya para pekerja lapangan menggunakan kacamata atau topi pelindung.  


Trakoma

Trakoma (Konjungtivitis granuler, Oftalmia Bangsa Mesir) adalah suatu infeksi konjungtiva yang berlangsung lama dan disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

PENYEBAB
Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Masa inkubasi berlangsung selama 5-12 hari dan berawal sebagai kemerahan pada mata, yang jika tidak diobati bisa menjadi penyakti kronis dan menyebabkan pembentukan jaringan parut.

Trakoma ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah pedesaan di negara-negara berkembang.
Sering menyerang anak-anak.

Trakoma merupakan penyakit menular dan bisa ditularkan melalui:
- kontak tangan dengan mata
- sejenis lalat
-benda-benda yang terkontaminasi (misalnya handuk atau saputangan).

GEJALA
Pada stadium awal, konjungtiva tampak meradang, merah dan mengalami iritasi serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis).

Pada stadium lanjut, konjungtiva dan kornea membentuk jaringan parut sehingga bulu mata melipat ke dalam dan terjadi gangguan penglihatan.

Gejala lainnya adalah:
- pembengkakan kelopak mata
- pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di depan mata
- kornea tampak keruh.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Apusan mata diperiksa untuk mengetahui organisme penyebabnya.

PENGOBATAN
Pengobatan meliputi pemberian salep antibiotik yang berisi tetracyclin dan erythromycin selama 4-6 minggu.
Selain itu, antibiotik tersebut juga bisa diberikan dalam bentuk tablet.

Jika terjadi kelainan bentuk kelopak mata, kornea maupun konjungtiva, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaikinya. 
 
 
 

Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum)

Oftalmia Neonatorum (Konjungtivitis Neonatorum) adalah suatu infeksi mata pada bayi baru lahir yang didapat ketika bayi melewati jalan lahir.

PENYEBAB
Berbagai organisme bisa menyebabkan infeksi mata pada bayi baru lahir, tetapi infeksi bakteri yang berhubungan dengan proses persalinan, yang paling banyak ditemukan dan berpotensi menyebabkan kerusakan mata adalah gonore (Neisseria gonorrhea) dan klamidia (Chlamydia trachomatis).

Virus yang bisa menyebabkan konjungtivitis neonatorum dan kerusakan mata yang berat adalah virus herpes.
Virus ini juga bisa didapat ketika bayi melewati jalan lahir, tetapi konjungtivitis herpes lebih jarang ditemukan.

Organisme tersebut biasanya terdapat pada ibu hamil akibat penyakit menular seksual (STD, sexually-transmitted disease).
Pada saat persalinan, ibu mungkin tidak memiliki gejala-gejala tetapi bakteri atau virus mampu menyebabkan konjungtivitis pada bayi yang akan dilahirkan.

GEJALA
Bayi baru lahir yang terinfeksi akan mengeluarkan kotoran dari matanya dalam waktu 1 hari sampai 2 minggu setelah dia lahir.
Kelopak matanya membengkak, merah dan nyeri bila ditekan.

Gonore bisa menyebabkan perforasi kornea dan kerusakan yang sangat berarti pada struktur mata yang lebih dalam.

Gejala lainnya adalah:
- riwayat penyakit menular seksual pada ibu
- dari mata keluar kotoran encer dan berdarah (serosanguinosa) atau kotoran kental seperti nanah (purulen).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap kotoran mata.

PENGOBATAN
Antibiotik dalam bentuk topikal (salep dan tetes mata), per-oral (melalui mulut) maupun intravena (melalui pembuluh darah), semua bisa digunakan tergantung kepada beratnya infeksi dan organisme penyebabnya.
Kadang antibiotik oral dan topikal digunakan secara bersamaan.

Irigasi mata dengan larutan garam normal dilakukan untuk membuang kotoran purulen yang terkumpul.

PENCEGAHAN
Konjungtivitis neonatorum bisa dicegah dengan cara:
# Mengobati penyakit menular seksual pada ibu hamil
# Memberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik (misalnya eritromisin) kepada setiap bayi yang baru lahir. 
 
 
 

Episkleritis

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera.

Sklera terdiri dari serat-serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat.
Sklera dibungkus oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi makan sklera.
Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut telah dihubungkan dengan terjadinya episkleritis:
# Artritis rematoid
# Sindroma Sjorgren
# Sifilis
# Herpes zoster
# Tuberkulosis.

GEJALA
Biasanya peradangan hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak sebagai daerah yang agak menonjol, berwarna kuning.

Gejala lainnya adalah:
- nyeri mata
- peka terahadap cahaya (fotofobia)
- nyeri mata bila ditekan
- mata berair.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Biasanya dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya.
Untuk mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata corticosteroid. 
 
 
 

Skleritis (Radang Bagian Putih Mata)

Skleritis adalah suatu peradangan pada sklera (bagian putih mata).

PENYEBAB
Peradangan pada sklera biasanya dihubungkan dengan penyakit autoimun (misalnya artritis rematoid, lupus eritematosus), infeksi atau cedera kimia.
Kadang penyebabnya tidak diketahui.

Paling sering terjadi pada usia antara 30-60 tahun dan jarang ditemukan pada anak-anak.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- nyeri mata yang hebat
- bercak merah pada sklera
- penglihatan kabur
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- mata berair.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Tetes mata corticosteroid bisa mengurangi peradangan.
Kadang diberikan corticosteroid per-oral (melalui mulut).

Jika tedapat artritis rematoid atau tidak memberikan respon terhadap corticosteroid, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya cyclophosphamide atau azathioprin). 
 
 
 

Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivitis )

Mata merah alergi adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi.

Konjungtiva banyak sekali mengandung sel dari sistem kekebalan (mast sel) yang melepaskan senyawa kimia (mediator) dalam merespon terhadap berbagai rangsangan (seperti serbuk sari atau debu tungau) . Mediator ini menyebabkan radang pada mata, yang mungkin sebentar atau bertahan lama. Sekitar 20% dari orang memiliki tingkat mata merah alergi.

Mata merah alergi yang musiman dan mata merah alergi yang berkelanjutan adalah jenis yang paling sering dari reaksi alergi pada mata. Mata merah alergi yang musiman sering disebabkan oleh serbuk sari pohon atau rumput, oleh karenanya jenis ini timbul khususnya pada musim semi atau awala musim panas. Serbuk sari gulma bertanggung jawab pada gejala alergi mata merah pada musim panas dan awal musim gugur. Alergi mata merah yang berkelanjutan terjadi sepanjang tahun; paling sering disebabkan oleh tungau debu, bulu hewan, dan bulu unggas.

Mata merah Vernal adalah bentuk alergi mata merah yang lebih serius dimana penyebabnya tidak diketahui. Kondisi paling sering terjadi pada anak laki-laki, khususnya yang berumur kurang dari 10 tahun yang memiliki eksema, asma, atau alergi musiman. Mata merah Vernal biasanya kambuh setiap musim semi dan hilang pada musim gugur dan musim dingin. Banyak anak tidak mengalaminya lagi pada umur dewasa muda.

GEJALA

Orang dengan semua bentuk alergi mata merah berkembang dengan cepat menjadi gatal dan rasa terbakar pada kedua mata. Walaupun biasanya sama, kadang-kadang, satu mata mungkin lebih terinfeksi daripada mata yang lain. Konjungtiva menjadi merah, dan kadang-kadang konjungtiva bengkak, menyebabkan permukaan bola mata tampak tembam sehingga banyak orang merasa terganggu. Pada mata merah musiman dan berkelanjutan, sangat banyak kotoran berair yang tipis. Pandangan jarang terpengaruh.

Pada mata merah vernal, kotoran mata banyak dan seperti lendir. Tidak seperti jenis alergi mata merah lainnya, mata merah vernal sering mempengaruhi kornea, dan borok yang nyeri dapat timbul. Borok ini menyebabkan sensitivitas yang berlebihan terhadap cahaya terang dan kadang-kadang menyebabkan pengurangan pandangan yang permanen.

DIAGNOSA

Dokter mengenali alergi mata merah oleh penampilan dan gejala khasnya.

PENGOBATAN

Kondisi diobati dengan tetes mata anti alergi. Obat seperti itu termasuk cromolyn, lodoxamide, olopatadine, dan tetes mata antihistamin, seperti emedastine dan levocabastine. Tetes mata Ketorolac mempunyai anti inflamasi dan membantu mengatasi gejala. Tetes mata Corticosteroid mempunyai anti inflamasi yang lebih baik; tetapi, mereka sebaiknya tidak dipakai lebih dari beberapa minggu tanpa pengamatan yang melekat karena mereka dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada mata (glaukoma), katarak, dan meningkatkan risiko infeksi mata. Baru-baru ini, tetes mata yang dapat menghambat pengeluaran dan efek dari penyebab pembengkakan seperti azelastine, nedocromil, dan pemirolast, sudah digunakan dengan baik.
 
 

 

1 komentar:

  1. sore pak, anak saya matanya selalu berair tpi akhir akhir ini air mtanya tak ada lgi, tpi, kelopak mtnya merah sedikit, knpa ya?

    BalasHapus